Samarinda (ANTARA Kaltim) - Sebanyak tujuh warga negara Indonesia asal Samarinda, Kalimantan Timur, yang merupakan kru kapal tunda atau "tugboat" Charles dilaporkan disandera kelompok Abu Sayyaf saat melintasi perairan Filipina.
Informasi penyanderaan tersebut disampaikan Dian Megawati Ahmad, istri salah satu kru tugboat Charles, kepada wartawan di Samarinda, Rabu petang.
"Tadi pagi sekitar pukul 11.30 Wita, saya dihubungi suami saya menggunakan nomer telepon penyandera. Dia mengatakan disandera bersama enam kru tugboat lainnya dan saya diminta menghubungi pihak perusahaan dan kepolisian," ujar Dian Megawati saat ditemui di kediamannya di mess milik PT Rusianto Bersaudara, di Sungai Lais, Kecamatan Sambutan, Kota Samarinda.
Menurut ia, Ismail yang merupakan Mualim I dari kapal tunda tersebut disandera terpisah dengan tiga kru lainnya.
"Suami saya disandera bersama tiga kru, yakni Robin, Muhammad Nasir dan Sofyan. Sementara, Feri sebagai kapten kapal disandera terpisah dengan dua orang lainnya yang saya tidak tahu namanya. Kami sulit menghubungi, karena setiap kali menelpon selalu berganti-ganti nomer telepon," katanya.
Dian Megawati mengungkapkan penyandera meminta uang tebusan kepada pihak perusahaan pemilik kapal tunda itu sebesar 200 juta Ringgit Malaysia atau setara Rp6,5 miliar.
"Jika tidak, penyandera akan memenggal para sandera tersebut," tambahnya.
Dian bersama sejumlah istri kru dan ABK tugboat Charles sudah menghubungi manajemen PT Rusianto Bersaudara terkait nasib para sandera tersebut.
Namun, ia belum bisa memastikan kondisi pasti suaminya bersama enam kru kapal lainnya.
"Kami masih terus menunggu kabar. Terakhir suami saya menelpon sekitar pukul 14.30 Wita dan orang yang mengaku sebagai penyandera sempat berbicara dalam bahasa Tagalog yang mengancam akan memenggal kru tugboat Charles jika pihak perusahaan tidak mau membayar tebusan," ujarnya.
"Kebetulan, salah seorang istri ABK merupakan orang Filipina, sehingga dia yang sempat berbicara dengan penyandera menggunakan bahasa Tagalog. Penyandera mengancam akan memenggal sandera jika pihak perusahaan tidak mau membayar tebusan. Kami langsung syok dan berharap ada kepastian terkait nasib suami saya," tutur Dian.
Dari informasi yang diperoleh, dari 13 kru kapal hanya tujuh orang yang disandera, sementara enam orang lainnya dibebaskan dan saat ini tengah dalam perjalanan menuju Kota Tarakan, Kalimantan Utara.
"Suami saya memang mengatakan hanya tujuh orang yang disandera dan dibagi dalam dua kelompok. Saya tidak tahu pasti posisinya, yang jelas dia (Ismail) sempat mengatakan berada di darat," ujar Dia Megawati.
Dian Megawati mengaku terakhir berkomunikasi dengan Ismali, sebelum dilaporkan disandera pada Selasa (21/6) subuh.
"Kami berkomunikasi terakhir sebelum ia menyatakan disandera saat menjelang makan sahur pada Selasa (21/6). Saat itu, suami saya dalam perjalanan pulang dari Filipina setelah lebih 10 hari berlayar," tuturnya.
Hingga Rabu malam, beberapa istri kru tugboat Charles terlihat masih menunggu informasi terkait kondisi dan keberadaan suami mereka.
"Hanya nomer telepon istri Ismail yang dihubungi sehingga kami berkumpul di mes Dian Megawati untuk mengetahui informasi suami kami," ujar Elona, istri dari Sofyan, kru tugboat Charles lainnya.
Sejumlah kerabat kru tugboat Charles ikut berkumpul di rumah Dian Megawati menunggu perkembangan dan informasi pasti terkait dugaan penyanderaan WNI tersebut.
"Keluarga saya ada dua orang, satunya Sofyan yang informasinya ikut disandera serta Syahril yang kabarnya dibebaskan. Tapi, saya tidak tahu persis kondisi mereka sebab sampai saat ini baik Sofyan maupun Syahril tidak bisa dihubungi," kata salah seorang keluarga kru kapal.
"Kalau memang benar tidak disandera, kami sangat bersyukur tetapi kalau disandera kami sangat khawatir. Jadi, kami masih menunggu kepastian informasi itu," katanya lagi.
Kepala Penerangan Kodam IV/Mulawarman Letnan Kolonel Subagyo ketika dihubungi dari Samarinda mengatakan baru mendengar informasi mengenai dugaan penyanderaan kru kapal tunda itu.
"Kami baru mendengar informasi itu dan sampai saat ini belum menerima perintah apapun. Tapi, informasi itu akan segera kami cek," ujar Subagyo. (*)
Tujuh WNI Dilaporkan Disandera Kelompok Abu Sayyaf
Rabu, 22 Juni 2016 22:25 WIB