Samarinda (ANTARA Kaltim) - Istri juru mudi "tugboat" atau kapal tunda Charles, Elona, mendesak pemerintah segera membebaskan suaminya Robin Piter dari penyekapan kelompok bersenjata Filipina Abu Sayyaf.
"Saya meminta pemerintah segera membebaskan suami saya dari penyandera," ujar Elona, saat ditemui di mes PT Rusianto Bersaudara, di Sungai Lais, Samarinda, Kamis.
Pernyataan tersebut disampaikan Elona, menyusul informasi berhasil kabur dua kru kapal tunda Charles yakni Muhammad Sofyan (Oliman) dan Ismail (Mualim I) dari sekapan kelompok Al Habsy Misaya, salah satu faksi Abu Sayyaf, pada Rabu (17/8) dini hari.
Informasi tersebut, kata Elona pula, disampaikan pihak Kementerian Luar Negeri yang menghubunginya melalui telepon genggam pada Rabu sore (17/8).
"Kemarin sore (Rabu) saya ditelepon orang dari Kemenlu yang menyampaikan bahwa suami saya (Robin Piter) bersama Muhammad Nasir (Masinis III), masih dalam pengawasan kelompok Al Habsy," ujarnya pula.
"Jadi, saya mendesak pemerintah agar segera membebaskan suami saya dan sandera lainnya karena kami khawatir terjadi sesuatu kepada mereka," kata Elona lagi.
Istri kru kapal tunda lainnya Dian Megawati Ahmad, istri Ismail, mengaku juga ditelepon orang dari Kemenlu yang menyampaikan suaminya bersama Muhammad Sofyan berhasil kabur dari para penyandera.
"Saya diberi tahu bahwa suami saya sudah diamankan tetapi tidak tahu siapa yang amankan karena mereka tidak menyampaikan secara detail. Tentu senang mendengar suami saya selamat, tetapi perasaan senang tersebut belum sempurna karena belum semua sandera bebas," kata Dian Megawati lagi.
"Jadi, saya tidak tahu bagaimana kondisi dan siapa yang menahan suami saya, tetapi yang jelas saya merasa senang mereka selamat. Tapi, masih ada kecemasan yang saya rasakan karena kami sudah seperti saudara dengan istri dan keluarga kru kapal tunda yang saat ini masih disandera. Kami bersahabat sebelum adanya kasus penyanderaan ini," kata Dian Megawati.
Baik Dian Megawati maupun Elona berharap, kasus penyanderaan terhadap seluruh warga negara Indonesia, khususnya tujuh kru kapal tunda Charles dapat segera selesai dan mereka bisa kembali berkumpul bersama keluarga.
Sedangkan Sri Dewi, istri Muhammad Sofyan yang sudah memastikan suaminya selamat, setelah berhasil kabur dari penyanderaan mengaku, hingga Kamis sore belum berkomunikasi langsung dengan suaminya.
"Saya baru melihat kondisi suami saya di televisi dan sampai saat ini belum sempat berkomunikasi langsung. Saya berharap, secepatnya bisa berkomunikasi. Saya juga berharap, sandera lainnya bisa segera dibebaskan, sehingga perasaan senang atas selamat suami saya bisa semakin sempurna," ujar Sri Dewi.
Tujuh kru kapal tunda Charles milik PT Rusianto Bersaudara disandera kelompok bersenjata Filipina Abu Sayyaf sejak 22 Juni 2016.
Saat itu, kapal tunda Charles berlayar pulang ke Samarinda setelah mengantar batu bara ke Filipina.
Namun, saat melintas di wilayah perairan Pulau Jolo, mereka dicegat oleh dua kelompok bersenjata dalam waktu berbeda.
Kelompok pertama menyandera Ferry Arifin (nakhoda) bersama Muhammad Mahbrur Dahri (KKM), dan Edi Suryono (masinis II).
Kemudian kelompok kedua menyandera Ismail (mualim I), Muhammad Nasir (masinis III), Muhammad Sofyan (oliman), serta Muhammad Robin Piter (juru mudi).
Namun, hingga hampir dua bulan, tiga kru kapal tunda Charles, yakni Ferry Arifin, Muhammad Mahbrur, dan Edi Suryono yang disandera terpisah oleh salah satu faksi Abu Sayyaf lainnya, hingga saat ini tidak diketahui nasibnya. (*)