Samarinda (ANTARA Kaltim) - Elona, istri Robin Piter, juru mudi "tugboat" atau kapal tunda Charles, mengaku semakin cemas terhadap nasib suaminya bersama empat rekannya yang saat ini masih disandera kelompok bersenjata Filipina Abu Sayyaf Grup.
"Sudah 70 hari suami saya bersama empat kru kapal tunda lainnya disandera kelompok Abu Sayyaf, namun sampai saat ini kami belum mendapatkan kepastian kapan mereka dibebaskan," ujar Elona saat ditemui di Mes PT Rusianto Bersaudara di Sungai Lais Samarinda, Rabu.
Ia mengaku selalu merasa cemas terhadap nasib kelima sandera setelah berhasil kaburnya dua kru kapal tunda Charles, yakni Ismail dan Muhammad Sofyan dari penyanderaan tersebut.
"Saya selalu merasa cemas karena sejauh ini belum ada kepastian dan jaminan terhadap nasib suami saya dan kru kapal lainnya yang saat ini masih disandera. Tetapi, saya juga terus berusaha optimistis dan berharap pemerintah segera membebaskan mereka," kata Elona.
Sampai saat ini, Elona juga belum mengetahui keberadaan dua rekan suaminya, yakni Ismail dan Muhammad Sofyan.
Bahkan, Elona juga mengaku sejak dua hari terakhir tidak berkomunikasi dengan Dian Megawati Ahmad yang selama ini selalu bersama-sama berupaya mencari informasi terkait kasus penyanderaan kru kapal tunda Charles tersebut.
"Saya tidak tahu keberadaan Bu Mega, sebab sejak beberapa hari terakhir telepon genggamnya tidak aktif. Saya juga tidak tahu keberadaan kedua kru kapal tunda Charles yang berhasil melarikan diri, karena saat ini saya hanya memikirkan agar suami saya juga segera dibebaskan," tuturnya.
"Sempat terpikir bertemu dua kru kapal tunda Charles yang berhasil selamat itu untuk menanyakan komunikasi terakhir mereka dengan suami saya. Tetapi setelah saya pertimbangkan, saat ini saya tidak siap bertemu mereka," ujar Elona.
Saat ini, pihak keluarga kru kapal tunda Charles yang masih disandera terpaksa harus berjuang sendiri untuk mencari informasi terkait kondisi keluarga mereka.
"Sekarang kami harus berjuang sendiri untuk mencari informasi kejelasan keluarga kami yang masih disandera. Komunikasi dengan keluarga kru kapal tunda Charles lain tetap lancar dan kami juga diberi keleluasaan menghubungi `Crisis Center` untuk menanyakan hal apapun terkait penyanderaan itu," katanya.
"Beberapa hari lalu, saya sempat menghubungi pihak perusahaan yang ada di crisis center dan mereka mengatakan sampai saat ini kondisi sandera masih baik dan pembebasannya masih terus diupayakan. Terkait detailnya, mereka tidak memberi tahu. Kami hanya ingin kepastian kapan mereka bisa dibebaskan dengan selamat," jelas Elona.
Sementara itu, salah satu pengurus Pergerakan Pelaut Indonesia (PPI) Amrullah menyatakan terhitung sejak hari ini organisasinya telah menyerahkan mandat sebagai juru bicara keluarga korban penyanderaan kelompok Abu Sayyaf.
"Kami (PPI) bersama Kapten Ginting, yang selama ini diberi mandat sebagai juru bicara keluarga, hari ini kami kembalikan. Jadi, segala sesuatunya pihak keluarga sendiri yang langsung berkomunikasi dengan Crisis Center di Jakarta," kata Amrullah.
Namun, sebagai sesama profesi pelaut, Amrullah dan sejumlah pelaut lainnya akan tetap memberikan dukungan moril kepada pihak keluarga kru kapal tunda Charles yang masih disandera.
"Tentu, sebagai sesama pelaut kami akan terus memberikan bantuan dan berharap, pemerintah segara membebaskan lima kru kapal tunda Charles yang saat ini masih disandera," ujar Amrullah. (*)