Samarinda (ANTARA Kaltim) - Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Kalimantan Timur mengalami peningkatan 0,48 persen, sehingga kondisi ini menggambarkan bahwa tingkat pembangunan bidang manusia di daerah juga mengalami kemajuan meski lambat.
“Pada tahun 2014 IPM Kaltim sebesar 73,82, sementara hasil perhitungan kami sepanjang 2015 IPM Kaltim naik menjadi 74,17 atau tumbuh 0,48 persen,†ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur M Habibullah dalam keterangan pers yang digelar di kantornya di Samarinda, Rabu.
Meski IPM Provinsi Kaltim mengalami pertumbuhan dan indeksnya tinggi ketimbang daerah lain, lanjutnya, namun jangan berbangga diri karena pertumbuhan IPM Kaltim termasuk yang terendah secara nasional bersama dua provinsi lainnya di Indonesia.
Terdapat tiga provinsi yang mengalami pertumbuhan IPM tertinggi di Indonesia, yakni Nusa Tenggara Barat yang tumbuh mencapai 1,37 persen, Jawa Timur tumbuh 1,19 persen, dan Provinsi Sumatera Barat tumbuh 1,16 persen.
Sedangkan tiga provinsi di Indonesia yang mengalami indeks pertumbuhan terendah adalah Kalimantan Timur yang tumbuh hanya 0,47 persen, Provinsi Maluku hanya tumbuh 0,46 persen, dan Provinsi Kalimantan Utara yang tumbuh rendah 0,18 persen.
“Kebanyakan kita masih terjebak dengan ranking IPM. Kita masih sering keliru membandingkan ranking IPM dengan daerah lain. Kalau rankingnya tinggi lantas kita bangga. Padahal yang terpenting adalah seberapa cepat kita mampu meningkatkan IPM dari rendah menjadi tinggi,†katanya.
Ia melanjutkan, IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yakni umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan atau tingkat pendidikan, dan yang ketiga adalah standar hidup layak.
Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh angka harapan hidup saat lahir. Untuk pengetahuan diukur dari indikator rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah. Sedangkan standar hidup layak digambarkan oleh pengeluaran per kapita yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli.
Selama periode 2014-2015, katanya, komponen pembentukan IPM meningkat setelah tiga komponen itu juga meningkat, yakni bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup hingga 73,65 tahun, atau meningkat 0,03 tahun ketimbang 2014.
Kemudian anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang bersekolah hingga 13,18 tahun atau meningkat 0,06 tahun ketimbang 2014, sedangkan penduduk usia 25 tahun ke atas rata-rata telah menempuh pendidikan selama 9,15 tahun atau meningkat 0,11 tahun ketimbang sebelumnya.
“Untuk pengeluaran per kapita disesuaikan dengan harga konstan 2012, sehingga pengeluaran masyarakat telah mencapai Rp11,23 juta per kapita pada 2015, atau meningkat Rp210 ribu ketimbang pengeluaran 2014,†kata Habibullah. (*)
IPM Kaltim Meningkat 0,48 Persen
Rabu, 15 Juni 2016 15:12 WIB