Samarinda (ANTARA Kaltim) - Balai Taman Nasional Kutai menemukan satu individu Orangutan Kalimantan (Pongo pygmeaus morio) di Kabupaten Kutai Timur, yang terluka parah diduga akibat korban konflik dengan manusia.
Kepala Balai Taman Nasional Kutai (TNK) Nur Patria dihubungi dari Samarinda, Rabu, mengatakan temuan orangutan terluka itu berdasarkan laporan warga Desa Kandilo, Kabupaten Kutai Timur, pada Selasa (3/5) sekitar pukul 15.00 Wita, bahwa primata cerdas itu berada di kawasan permukiman penduduk.
"Awalnya, anggota saya mendapat informasi dari warga Desa Kandilo bahwa ada Orangutan yang berkeliaran di sekitar permukiman mereka, kemudian kami segera mengecek informasi tersebut," ujar Nur Patria.
"Setelah dilakukan pengecekan, memang ditemukan satu individu Orangutan yang kakinya terluka berada di belakang rumah warga. Ternyata, pada kakinya masih ada jeratan tali yang menyebabkan luka yang cukup dalam bahkan sudah membusuk. Karena membutuhkan penanganan medis, kami langsung berkoordinasi dengan COP (The Centre of Orangutan Protection)," katanya.
Orangutan terluka itu ditemukan di Areal Penggunaan Lain di kawasan permukiman penduduk di Desa Kandilo, Kecamatan Teluk Pandan.
Dari operasi yang dilakukan dokter hewan dari COP, ditemukan sejumlah luka di tubuh orangutan tersebut.
"Operasi yang dilakukan dokter hewan dari COP mulai berlangsung Rabu pagi hingga siang sekitar pukul 14.00 Wita. Dari hasil operasi tersebut memang terdapat luka yang cukup parah, sehingga Orangutan itu akan diobservasi selama tiga hari," katanya.
"Orangutan terluka itu saat ini kami amankan di Balai TNK di Bontang, tetapi kewenangan dan pengawasan tetap berada pada BKSDA, sementara penanganan medisnya dilakukan COP," tutur Nur Patria.
Dokter hewan dari tim APE Crusader COP, drh Ade Fitria Alfiani, menyatakan sesaat setelah ditemukan, tim langsung memberikan pertolongan pertama terhadap Orangutan tersebut pada luka di kaki kiri yang diakibatkan oleh tali jerat.
Dari pemeriksaan fisik dan tindakan medis yang dilakukan sejak Rabu pagi, lanjut Ade Fitria, Orangutan itu berkelamin jantan dan diperkirakan berusia lebih 20 tahun dengan berat badan yang cukup kurus, yakni hanya 30 kilogram.
Bagian mata sebelah kanan primata itu mengalami kerusakan yang cukup parah sehingga tidak dapat difungsikan kembali.
"Luka pada bagian mata kanan yang sudah tidak dapat melihat tersebut sudah lama dengan ditandai tidak ada peradangan di sekitar mata dan mata kiri bagian sclera sedikit merah kecoklatan namun masih berfungsi," tuturnya.
Pada bagian kaki kiri Orangutan itu juga terdapat luka terbuka dan masih terlihat adanya tali bekas jerat.
"Luka terbuka ke dalam sampai tulang dengan lebar 5 sentimeter terlihat melingkar pada pergelangan tangan dan dipenuhi larva lalat sebanyak 400-500 ekor. Masih ada aliran darah, jaringan terlihat masih hidup, meski terdapat beberapa yang membusuk pada kulit dan daging," jelas Ade Fitria.
Pada bagian bawah telinga sebelah kanan ditemukan satu lubang yang diduga bekas terkena peluru jenis senapan angin di dalamnya.
"Di bagian lain tubuh Orangutan itu juga terdapat luka, yakni pada kulit bahu selebar 3 sentimeter, kulit perut bagian kiri selebar 2 sentimeter, kulit punggung 3 sentimeter serta terdapat dua luka di kulit telunjuk tangan kiri sekitar 1 sentimeter serta pada kulit pinggul kanan dengan lebar dua sentimeter," kata Ade Fitria. (*)