Samarinda (ANTARA Kaltim) - Anggota Komisi IV DPRD Kaltim Hermanto Kewot mengatakan pelaksanaan kurikulum haruslah berorientasi lingkungan dengan cara melaksanakan program muatan lokal. Misalnya menghidupkan kembali bahasa lokal atau daerah di sekolah.
Sebab muatan lokal adalah program pendidikan yang isi media penyimpanannya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, serta lingkungan budaya dan kebutuhan daerah. Sedangkan anak didik di daerah itu wajib mempelajarinya.
Muatan lokal diberikan dalam rangka pengenalan pemahaman dan pewarisan nilai karakteristik daerah kepada peserta didik. Adapun idealnya, alokasi waktu untuk melaksanakan program muatan lokal maksimal sebanyak 20 persen dari keseluruhan program kurikulum yang berlaku.
Pemberian alokasi waktu yang maksimal 20 persen ini penting. Karena harus memelihara hubungan akrab antara peserta didik dengan lingkungannya. Serta adanya usaha pewarisan dan pemeliharaan sifat khusus berupa diselenggarakannya pendidikan yang dapat mengenalkan dan menemukan sedini mungkin maksud tersebut.
Oleh karena itu, kurikulum sekolah harus diorientasikan kepada lingkungan daerah setempat. Dengan kata lain, sekolah harus dapat memanfaatkan lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar.
“Dengan demikian, kita harus benar-benar memperhatikan karakteristik lingkungan daerah dan juga kebutuhan daerah tersebut dalam proses perencanaan kurikulum. Karena jangan sampai daerah kehilangan jati dirinya di tengah deras arus globalisasi,†tutur Kewot.
Politikus PDI-P ini menyebutkan. dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, besar kemungkinan murid dapat mengamati dan melakukan percobaan kegiatan belajar sendiri. Belajar mencari, mengolah, menemukan informasi sendiri, dan menggunakan informasi untuk memecahkan masalah yang ada di lingkungannya merupakan pola dasar dari belajar.
Pelaksanaan muatan lokal di sekolah tidak akan dapat berjalan lancar dan mendapatkan hasil optimal kalau tidak didukung oleh semua pihak yang ikut bertanggung jawab terhadap keberhasilan pendidikan. Karena dalam pelaksanaan muatan lokal ada beberapa hal yang tidak mungkin dapat dilaksanakan sendiri oleh pihak di sekolah. Misalnya sarana-prasarana, narasumber, dan juga biaya.
Keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaannya sangatlah diharapkan. Dengan kata lain, sekolah harus dapat memanfaatkan lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar. (Humas DPRD Kaltim/adv)
Hidupkan Bahasa Lokal di Sekolah
Jumat, 1 Januari 2016 23:03 WIB