Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kota Samarinda, Kalimantan Timur, terancam mengalami krisis air bersih, menyusul terjadinya intrusi air laut ke Sungai Mahakam, pada Kamis (30/7).
"Saya sudah instruksikan Dirut PDAM untuk melakukan langkah antisipasi agar pelayanan air bersih tetap lancar. Saat ini, pihak PDAM Tirta Kencana sudah bekerja maksimal yakni, mulai membentuk posko intrusi air laut hingga melakukan pengecekan kadar klorida air Sungai Mahakam," kata Wali Kota Samarinda, Syaharie Jaang, Jumat.
Ia meminta warga tidak panik terkait terjadinya intrusi air laut ke Sungai Mahakam yang sempat mengganggu produksi air bersih di tiga intake.
"Kita harus bersyukur, di Samarinda tidak seperti di daerah-daerah di Indonesia yang mengalami kemarau berkepanjangan. Bahkan, di salah satu daerah, warga terpaksa menyaring air kotor dengan kain karena kemarau panjang dan di Samarinda tidak sampai seperti itu," katanya.
"Namun, kita harus tetap waspada dan menyiapkan langkah antisipasi. Saya mengimbau warga agar menampung air dan berhemat," ungkap Syaharie Jaang.
Ia juga mengaku terus memantau kondisi air dan meminta laporan dari pihak PDAM terkait kondisi intrusi air laut ke Sungai Mahakam tersebut.
"Saya meminta warga tidak panik dan banyak berdoa agar di daerah hulu Sungai Mahakam turun hujan sehingga memberikan dampak positif di wilayah kita. Saya juga telah meminta PDAM agar berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk menyiapkan mobil tangki dan menyalurkan air ke rumah warga yang distribusinya terhenti," ujar Syaharie Jaang.
Akibat terjadinya intrusi air laut ke Sungai Mahakam tersebut, pada Kamis (30/7) produksi air bersih di tiga intake milik PDAM Tirta Kencana Samarinda yakni intake Pulau Atas, intake Bukuan dan intake Palaran, terhenti akibat kadar klorida air Sungai Mahakam melebihi ambang batas minimal yakni 250 ppm.
Penghentian produksi air bersih di tiga intake itu berdasarkan hasil pengukuran kadar klorida yang dilakukan pada Kamis (30/7) yakni, di intake Pulau Atas sekitar pukul 10.15 Wita dengan kedalaman 15 meter hasilnya 775 ppm di intake Bukuan dengan kedalaman 16 meter dengan waktu pengukuran sekitar pukul 10.45 Wita hasilnya 975 ppm serta di intake Palaran dengan kedalaman enam meter pada pukul 11.00 Wita hasilnya 625 ppm. (*)
Samarinda Terancam Krisis Air Bersih
Sabtu, 1 Agustus 2015 13:42 WIB