Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menargetkan mampu mengumpulkan investasi senilai Rp150 triliun sejak 2014 hingga 2018, baik dari sektor penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri.
"Target sebesar itu harus dicapai, apalagi kami sudah menetapkan dan sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kaltim 2014-2018," ucap Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) Kaltim Didik Rusdiansyah di Samarinda, Rabu.
Dia optimis target sebesar itu akan tercapai karena dalam beberapa tahun terakhir, Kaltim selalu berada di posisi lima besar secara nasional terkait besaran investasi yang masuk.
Kondisi ini menggambarkan bahwa Kaltim memiliki prospek tinggi dalam penanaman modal hingga tahun-tahun mendatang.
Menurutnya, meskipun posisi daya saing Kaltim masih di bawah DKI Jakarta dan Jawa Timur, namun keunggulan sektor primer yang dikembangkan seperti pertanian dalam arti luas dan pertambangan menjadi catatan tersendiri bagi investor untuk berinvestasi.
Untuk sektor primer perkebunan dan pertanian tanaman pangan, lanjut dia, dapat mendukung investasi yang bersifat padat karya. Seperti pada era 1990-an rata-rata 1 persen investasi berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan menyerap 500 tenaga kerja di Indonesia.
Saat ini, hanya 1 persen sudah menyerap 230.000 tenaga kerja, sedangkan mulai 2015 akan terus dioptimalkan bisa menyerap 250.000 tenaga kerja tiap 1 persen.
Dari adanya investasi yang masuk, maka daya beli masyarakat akan tercipta jika seiring adanya penyerapan tenaga kerja, karena tidak bisa dipungkiri bahwa dengan adanya investasi, maka akan mampu meningkatkan pendapatan daerah.
Dia juga mengatakan, capaian investasi yang masuk ke Kaltim sepanjang 2014 melebihi target yang ditentukan, yakni dari target Rp35 triliun ternyata perolehannya mencapai Rp37,75 triliun, sehingga jauh meningkat ketimbang 2013 senilai Rp31,71 triliun.
"Realisasi yang melebih target ini berupa investasi dari PMA dan PMDN. Capaian itu merupakan hasil jajarannya dalam memberikan pelayanan terbaik kepada investor," ujarnya.
Nilai investasi 2014 sebesar Rp37,75 triliun tersebut, paling besar dari PMA, sehingga menempati peringkat tiga setelah DKI Jakarta dan Provinsi Banten. Kemudian investasi PMDN berada di posisi kelima setelah DKI, Jatim, Banten, dan Jateng. (*)