Tenggarong, Kaltim (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, memaksimalkan program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) untuk terus menekan prevalensi stunting, sebagai upaya agar daerah ini tidak ada lagi stunting baru.
"Program Genting diarahkan pada dua hal, yakni dalam bentuk nutrisi dan non-nutrisi. Untuk nutrisi berupa pemberian makanan tambahan bergizi bagi anak, ibu hamil, dan ibu menyusul," kata Plt Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kukar Dafip Haryanto di Tenggarong, Rabu.
Sedangkan untuk kegiatan non-nutrisi berupa bantuan pembayaran BPJS Kesehatan bagi keluarga yang tidak mampu, termasuk di dalamnya keluarga yang memiliki balita, lantas memberikan edukasi maupun pencegahan stunting.
Edukasi dan sosialisasi dipandang penting karena stunting terjadi juga karena kurangnya pemahaman orang tua terhadap pola konsumsi dan pola asuh, seperti pentingnya mencukupi kebutuhan makanan dalam 1.000 hari pertama kehidupan anak, yakni mulai anak dalam kandungan hingga lahir dan berusia 1 tahun.
Dafip yang juga Asisten III Setkab Kukar itu melanjutkan, sejumlah langkah yang telah dilakukan sebagai upaya percepatan capaian program Genting, pada April-Juni ini pun beberapa kali menggelar sosialisasi kepada Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di masing-masing kecamatan, sosialisasi kepada organisasi perangkat daerah (OPD) sesuai tugas dan fungsinya.
Dafip juga mengatakan bahwa dalam percepatan penurunan angka stunting masih diperlukan integrasi secara menyeluruh di setiap lini, baik TPPS tingkat desa, kecamatan maupun tingkat kabupaten, sebagai upaya memaksimalkan pembiayaan dari swasta kepada penggiat penurunan stunting.
"Untuk percepatan ini, Pemkab Kukar dari tahun ke tahun pun melakukan berbagai langkah strategis, sebagai upaya menurunkan prevalensi stunting. Sekarang bisa kita lihat hasilnya, terjadi penurunan angka stunting yang signifikan," ujar Dafip.
Hasil tersebut adalah prevalensi dari sebesar 27,1 persen pada 2022, turun menjadi 17,6 persen pada 2023, dan turun lagi menjadi 14,6 persen pada 2024.*