Samarinda (ANTARA) - Dinas Pemadam Kebakaran dan Keselamatan Kota (Disdamkarmat) Samarinda meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran memasuki bulan suci Ramadhan.
"Langkah ini diambil menyusul dua kejadian kebakaran yang terjadi di Samarinda pada bulan Februari ini," kata Kepala Bidang Pemadam dan Penyelamatan Disdamkarmat Samarinda Teguh Setya Wardana di Samarinda, Rabu.
Ia mengungkapkan, dua kebakaran di Samarinda itu telah terjadi di Jalan Gatot Subroto Gang 11 pada 13 Februari, dan yang kedua di Jalan Batu Cermin yang menghanguskan enam bangunan pada pagi hari tanggal 16 Februari.
"Kedua kebakaran ini disebabkan oleh korsleting listrik," ujar Teguh.
Teguh menjelaskan bahwa risiko kebakaran cenderung meningkat selama bulan Ramadhan, terutama di kawasan padat penduduk seperti di Samarinda. Hal ini disebabkan oleh aktivitas memasak yang meningkat secara signifikan saat sahur dan buka puasa.
"Kami mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi kebakaran selama bulan Ramadhan. Pastikan untuk tidak meninggalkan kompor atau peralatan dapur lainnya tanpa pengawasan saat digunakan," kata Teguh.
Teguh juga menyoroti kebiasaan masyarakat yang seringkali terburu-buru saat menyiapkan hidangan sahur, yang dapat menyebabkan mereka lupa mematikan kompor atau peralatan listrik lainnya.
Selain itu, aktivitas seperti salat subuh dan salat tarawih juga dapat menyebabkan kompor yang masih menyala tidak terpantau dengan baik.
"Kami juga mengimbau masyarakat untuk memeriksa instalasi listrik di rumah mereka. Hindari penggunaan kabel yang rusak atau sambungan listrik yang berlebihan karena dapat memicu korsleting," lanjutnya.
Selain korsleting listrik dan kompor, Teguh juga menyebutkan faktor lain yang dapat memicu kebakaran, seperti pembakaran sampah yang tidak diawasi dan anak-anak yang bermain kembang api.
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak bermain petasan selama bulan Ramadhan, karena dapat menyebabkan kebakaran, terutama di area pemukiman padat penduduk.
"Kami menyarankan agar setiap bangunan memiliki setidaknya satu alat pemadam api ringan (APAR). Ini dapat membantu memadamkan api sebelum membesar," kata Teguh.
Teguh juga mengimbau masyarakat untuk segera menghubungi petugas pemadam kebakaran jika terjadi kebakaran. Ia menyayangkan sikap masyarakat yang terkadang mencoba memadamkan api sendiri terlebih dahulu sebelum menghubungi petugas pemadam.
"Kami seringkali kesulitan memadamkan api dengan cepat karena masyarakat mencoba memadamkan api sendiri terlebih dahulu. Padahal, api dapat dengan cepat membesar, terutama di pemukiman padat penduduk," ujarnya.