Sangatta (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Timur (Kutim) tengah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) dalam mewujudkan sekolah inklusi.
"Kami siapkan SDM-nya dulu. Ada 191 guru yang kami sekolahkan S2 inklusi di Yogyakarta," kata Kepala Disdikbud Kutim Mulyono, Rabu.
Ia mengatakan pemberian kuliah lanjutan tersebut bertujuan meningkatkan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus, pada setiap satuan pendidikan.
Mulyono mengungkapkan, hanya ada satu sekolah luar biasa (SLB) di Kutim. Membuat anak berkebutuhan khusus harus bersekolah pada sekolah umum.
Oleh karena itu, pihaknya akan memberikan fasilitas sekolah inklusi pada setiap jenjang pendidikan. Mulai pendidikan anak usia dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah menengah pertama (SMP).
Ia menegaskan, melalui program Beasiswa Kutim Membangun, Disdikbud Kutim memberangkatkan 191 guru tersebut sejak tahun 2024 lalu.
"Mereka sudah kuliah dari 2024 lalu, semoga semua bisa lulus akhir tahun ini. Kemudian, kembali pada sekolahnya masing-masing untuk menerapkan sekolah inklusi," tuturnya.
Mulyono menjelaskan, 191 guru tersebut menangani anak-anak kebutuhan khusus dengan sistem yang sama dengan siswa lainnya.
Menurutnya, mereka yang yang kebutuhan khusus atau disebut disabilitas mempunyai kemampuan sama hebatnya dengan siswa pada umumnya.
"Kami dari pemerintah berusaha terus melakukan terbaik bagi anak-anak hebat tersebut. Sehingga mereka bisa merasa adil dalam pendidikan," tegasnya.
Lanjutnya, selain menyiapkan SDM, Disdikbud Kutim juga akan menyiapkan fasilitas-fasilitas penunjang sekolah inklusi.
"Alat sekolah inklusi akan dilengkapi secara bertahap," kata Mulyono.
Ia menambahkan, salah satu contoh sekolah inklusi yang ada di Kutai Timur, yakni SMPN 1 Sangatta Utara. Saat ini, pihak sekolah tengah menangani 6 siswa inklusi di sekolahnya.