Balikpapan (ANTARA) - Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Balikpapan Adward Sekda Putra menyebutkan tarif layanan Transportasi Ekonomis, Mudah, Andal dan Nyaman (TEMAN) Bus ditentukan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
"Saat ini kami masih menunggu Surat Keputusan (SK) dari Kemenhub) untuk penetapan tarifnya," kata Adward di Balikpapan, Jumat (13/12).
Ia mengatakan saat ini dari Kemenhub tengah melakukan kajian untuk penetapan tarif tersebut. Terdapat sejumlah pertimbangan dalam menentukan tarif mengingat layanan transportasi cepat yang dinamakan Balikpapan City Trans (BCT) itu masih menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) tanpa subsidi.
"Nantinya bila sudah menggunakan BBM subsidi maka harga akan berubah," katanya.
Ia memperkirakan, untuk menggunakan layanan tersebut akan dikenakan tarif Rp5.000 hingga Rp6.000, harga tersebut sangat terjangkau untuk semua kalangan masyarakat.
"Tapi itu masih perkiraan, kami masih menunggu SK, bila sudah ada SK dari Kemenhub baru ditetapkan," ucapnya.
Setelah SK tersebut diterbitkan, kata Adward layanan itu juga tidak langsung dikenakan tarif alias masih gratis untuk dinikmati masyarakat.
"Berikutnya kami akan menyampaikan ke Wali Kota Balikpapan sebelah benar-benar diterapkan," katanya.
Setelah itu Dishub juga akan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk memastikan transisi layanan Bacitra berjalan lancar dan sesuai harapan.
lanjut Adward, sebelum tarif dilakukan, Dishub Balikpapan juga telah melakukan uji coba atau simulasi pembayaran menggunakan uang elektronik sebagai syarat pembayarannya.
Bahkan sejumlah bank yang memiliki kantor cabang di Kota Balikpapan telah melakukan kerja sama dengan layanan itu, dengan menerbitkan uang elektronik bergambar layanan bus BCT serta mendirikan beberapa halte.
Dikemukakannya bahwa di penghujung tahun 2024, terdapat 19 unit bus yang dioperasikan dengan melayani sebanyak 2 koridor.
Menurutnya, dua koridor itu hanya bersifat sementara, sebab tidak menutup kemungkinan akan menambah satu koridor lagi, agar jasa transportasi itu bisa menjangkau seluruh jalan besar di Balikpapan.
"Jika koridor baru ditambah, kebutuhan armada tentunya juga akan bertambah," ujar Adward.