Samarinda (ANTARA) - Perkumpulan Panahan Tradisional Indonesia Kalimantan Timur (Perpatri Kaltim) menemukan solusi dalam upaya mencetak atlet panahan tradisional berkualitas, untuk menyongsong beragam kejuaraan ke depan, baik untuk jenjang atlet senior maupun sebagai regenerasi.
“Sebelumnya memang banyak kendala yang kami hadapi dalam upaya mencetak atlet berkualitas dan mewujudkan regenerasi atlet, namun kini kami telah menemukan solusi, sehingga kami optimis mencetak atlet tangguh,” kata Ansori, pelatih panahan dari Perpatri Kaltim di Samarinda, Kamis.
Sebelumnya, komitmen para atlet untuk berlatih secara rutin menjadi faktor utama, meskipun peminatnya masih cukup tinggi. Ini karena sebagian besar yang terlibat justru berasal dari kelompok usia dewasa. Hal ini menimbulkan tantangan tersendiri dalam membangun tim yang konsisten.
Ansori mengatakan, salah satu masalah utama dalam pembinaan adalah jadwal latihan yang sering terbentur dengan pekerjaan para atlet.
"Kalau peminat memang kebanyakan dari orang-orang yang sudah tua, nah tantangannya pastikan berkaitan dengan pekerjaan," ujarnya di Samarinda, Kamis.
Ansori menjelaskan bahwa banyak atlet yang kurang bersemangat berlatih ketika tidak ada event atau perlombaan.
"Kalau tidak ada event, kemudian disuruh latihan, mereka bilang nanti aja, dan bertanya emang ada event apa," tuturnya. Hal ini sempat menjadi hambatan bagi upaya pembinaan yang ingin dilaksanakan secara berkelanjutan.
Menurut Ansori, meski pembinaan sudah diupayakan agar rutin, kesulitan muncul saat mencoba menjadwalkan latihan harian atau mingguan.
Atlet lebih giat berlatih ketika mendekati perlombaan, tetapi selama tidak ada kejuaraan di depan mata, mereka cenderung absen latihan.
"Tetapi kalau ada perlombaan, dua bulan atau sebulan sebelumnya pasti mereka giat berlatih," katanya lagi.
Ia menyebut bahwa tantangan ini menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih fleksibel, namun tetap konsisten dalam pembinaan atlet panahan tradisional di Kaltim, agar prestasi bisa terus meningkat meski keterbatasan waktu menjadi hambatan.
Untuk itu, ia tetap optimis mampu mencetak atlet panahan tradisional yang berkualitas melalui pendekatan khusus, termasuk melakukan regenerasi, yakni merekrut kaum muda untuk mencintai cabor tersebut. (Adv)