Penajam Paser Utara (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) membantu mencegah penyebaran malaria di Kabupaten Penajam Paser Utara dengan memberikan 60 ribu kelambu insektisida antimalaria untuk dibagikan di wilayah terindikasi endemis malaria.
"Kelambu insektisida antimalaria bantuan Pemprov Kaltim paling banyak dibagikan di Kecamatan Sepaku, yang menjadi lokasi Ibu Kota Nusantara," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara Jensje Grace Makisurat, di Penajam, Kaltim, Minggu.
Pembagian kelambu insektisida antimalaria di Kecamatan Sepaku, menurut dia, diutamakan untuk pekerja konstruksi pembangunan Ibu Kota Nusantara.
Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara membagikan kelambu insektisida antimalaria kepada pekerja konstruksi ibu kota baru Indonesia agar para pekerja tidak tertular malaria.
Selain itu, pembagian kelambu insektisida antimalaria juga untuk ibu hamil dan pekerja yang tinggal di kawasan hutan Kecamatan Babulu.
Ia mengatakan kelambu insektisida antimalaria dibagikan melalui masing-masing puskesmas yang berada di wilayah endemis malaria.
Masyarakat diimbau agar selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal dengan rutin membersihkan saluran pembuangan air dan sampah yang bisa menjadi sarang nyamuk pembawa malaria.
"Warga diminta membersihkan saluran air dan sampah untuk minimalisir pertumbuhan jentik nyamuk pembawa malaria," ujarnya.
Ia mengemukakan kelambu insektisida antimalaria untuk menanggulangi penyebaran malaria di Kabupaten Penajam Paser Utara, karena kasus malaria masih ditemukan di daerah yang dikenal sebagai Benuo Taka itu, kendati bukan kasus lokal.
Kasus malaria tercatat hanya sekitar 25 persen penularan terjadi di wilayah Penajam Paser Utara dan sekitar 65 persen penularan malaria terjadi di luar daerah setempat, tepatnya di daerah perbatasan antara Kabupaten Penajam Paser Utara-Kabupaten Paser dan Kabupaten Penajam Paser Utara-Kabupaten Kutai Barat.
"Malaria di Kabupaten Penajam Paser Utara tercatat 232 kasus sepanjang 2024 dan 25 kasus malaria di antaranya terdata di Kecamatan Sepaku atau di wilayah Ibu Kota Nusantara. Ditargetkan pada 2027 bebas malaria termasuk di wilayah Ibu Kota Nusantara," kata Jensje Makisurat.(Adv)