Anggota Komisi III DPR RI Dapil Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas'ud yang kini telah mendapat "perintah" dari DPP Partai Golkar untuk mencalonkan diri sebagai calon Gubernur Kaltim periode 2024-2029, mengaku masih jomblo.
"Sampai sekarang saya masih jomblo, belum ada pasangan, belum ditentukan oleh DPP Partai Golkar siapa yang akan mendampingi saya dalam Pilkada Kaltim tahun ini. Untuk menentukan siapa pasangan saya, nanti menunggu hasil survei," ujar Rudy saat pertemuan dengan puluhan wartawan di Pulau Atas, Samarinda, Jumat.
Untuk survei pun dilakukan tiga kali dengan tiga lembaga survei berbeda, yakni survei pertama dimulai pada 15 April 2024, survei kedua pada Juli, dan survei ketiga dilaksanakan di Agustus mendatang.
Survei ini bukan hanya dilakukan untuk menentukan siapa yang akan terpilih untuk mendampingi Rudy di Pilkada Kaltim, tapi juga untuk menentukan siapa saja yang tepat untuk maju di kontestasi pilkada kabupaten/kota di Kaltim.
"Banyak hal yang ditanya ke koresponden dalam survei ini, termasuk elektabilitas dan popularitas bakal calon Gubernur Kaltim maupun bupati/wali kota se-Kaltim. Inilah yang akan disurvei oleh tiga lembaga survei tersebut," katanya.
Ditanya tentang kriteria seperti apa orang yang akan mendampingi dirinya agar tidak jomblo lagi dan bisa maju sebagai calon Gubernur Kaltim, ia mengatakan bahwa pasangannya mendatang harus memiliki visi dan misi untuk kemajuan Kaltim dan menjadikan masyarakat di provinsi ini lebih baik dan lebih sejahtera.
"Kriterianya standar saja, yakni siap membangun Kaltim dan tidak membeda-bedakan suku, agama, dan perbedaan apa saja karena Kaltim ini penduduknya heterogen, beragam suku, agama, budaya, dan perbedaan lain ada di sini, sehingga setiap perbedaan tersebut harus terakomodir," katanya.
Kriteria yang tidak kalah penting adalah untuk peningkatan sumber daya manusia (SDM), karena SDM merupakan modal utama untuk membangun daerah maupun membangun negara, karena dengan SDM unggul dan memiliki daya saing tinggi, maka kemajuan akan mudah digapai.
Ia mencontohkan beberapa negara yang mengutamakan SDM yang kemudian negara tersebut bisa maju, seperti Jepang yang porak poranda ketika dibom oleh Amerika, maka hal pertama yang ditanya pemimpin negara tersebut adalah berapa jumlah guru yang masih hidup.
Pertanyaan ini dilontarkan karena guru mendapat tugas mulia untuk meningkatkan SDM para anak bangsa, sehingga melalui beragam ilmu pengetahuan yang ditularkan para guru, maka kelak negara akan menjadi maju, kini terbukti bahwa Jepang termasuk menjadi salah satu jajaran negara maju.
Kemudian Maroko, salah satu negara di Benua Afrika. Negara ini sangat minim dengan sumber daya alam (SDA), tapi SDM di sana tinggi karena pendidikan gratis, sehingga negaranya cukup maju. Sangat jauh dengan Provinsi Kaltim yang memiliki banyak SDA, sehingga dengan tingginya SDA ini harus diimbangi dengan SDM tinggi, maka pendidikan di Kaltim harus gratis.
"Ini adalah amanah dari Partai Golkar yang harus saya emban, maka saya ingin membangun Kaltim secara inklusif untuk menuju Indonesia Emas. Bukan hanya Indonesia Emas, tapi kita juga harus menjadikan Kaltim Emas," katanya.