Deputy Director Marketing & Business Development PT Badak LNG Mohamad Farouk Riza mengatakan fasilitas kilang Badak LNG di Bontang, Kalimantan Timur, tetap bisa beroperasi tanpa ketergantungan dengan produsen gas.
"Kami memanfaatkan beberapa fasilitas idle di Kilang LNG Badak untuk LNG bunkering. LNG bunkering kami sudah komitmen dengan PGN," ujar Farouk di Kilang Badak LNG Bontang, Kalimantan Timur, Jumat.
Badak LNG saat ini tengah bersiap untuk menghadapi peningkatan kebutuhan gas sejalan dengan banyaknya penemuan cadangan gas di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir. Badak menyiapkan reaktivasi kembali dua hingga tiga kilang yang saat ini diistirahatkan.
Manajemen Badak juga telah bergerak dalam mempersiapkan diri untuk peningkatan pemanfaatan infrastruktur di kilang LNG Bontang misalnya memprakarsai kerja sama bisnis dengan perusahaan Pertamina Group dan di luar Pertamina Group untuk memanfaatkan infrastruktur kilang, baik sebagai offtaker dan atau investor.
Baca juga: Badak LNG belajar ke Pupuk Kaltim kembangkan program Keramba Jaring Apung
Lalu berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk menjadikan LNG dan LPG Hub di Bontang sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional
PT Badak LNG memiliki lima tangki LPG dengan total kapasitas 200 ribu M3. Ini tidak hanya membuat perusahaan tersebut bisa berekspansi bisnis di LNG tapi juga LPG.
Badak LNG sukses meningkatkan produksi LPG mencapai 323 persen melalui program LPG Production Booster System. PT Badak LNG melakukan modifikasi Kilang LNG Badak agar dapat mengekstraksi lebih banyak LPG dalam kondisi gas umpan lean yang mengandung komponen hidrokarbon berat yang lebih rendah.
Melalui implementasi proyek ini, produksi LPG dari Kilang LNG Badak dari yang sebelumnya defisit (impor) LPG sebesar 270 m3/hari menjadi dapat memproduksi LPG sebesar 603 m3/hari.
Peningkatan ini diproyeksikan menghasilkan total produksi LPG sebesar 1.560.000 m3 dan potensi pendapatan sebesar 92 juta dolar AS pada 2022-2027.