Samarinda (ANTARA) - Sebanyak lima ribu dokter dari seluruh Indonesia menghadiri puncak Peringatan Hari Anak Nasional tahun 2023 di Desa Budaya Pampang, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu.
Ketua Panitia Pelaksana Hari Anak Nasional (HAN) 2023 Ade Djanwardi Pasaribu menyampaikan peringatan HAN 2023 mengangkat tema "Kita Untuk Anak Indonesia".
"Kegiatan ini diikuti oleh sekitar lima ribu dokter spesialis anak dan dokter umum dari seluruh Indonesia," kata Ade Djanwardi usai acara di Samarinda, Minggu.
Ia mengatakan tujuan dari kegiatan ini adalah mengajak masyarakat berpartisipasi dalam peningkatan kesehatan, khususnya kepada anak-anak.
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Kaltim Diane Meytha Supit mengungkapkan sedianya lokasi puncak acara dilaksanakan di Titik Nol IKN, namun karena beberapa kendala teknis terjadi perubahan lokasi acara ke Desa Budaya Pampang.
Baca juga: Pemprov Kaltim komitmen wujudkan kota layak anak
"Kami bersyukur acara berjalan dengan baik dan tetap khidmat dalam memperingati Hari Anak Nasional 2023," katanya.
Diane menambahkan sehari sebelum peringatan menghadiri puncak HAN 2023, para dokter tersebut juga mengikuti kegiatan simposium masional di Kota Samarinda, membahas berbagai persoalan terkait anak di Indonesia.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Jaya Mualimin menyampaikan angka kematian bayi masih menjadi permasalahan yang serius, khususnya di daerah. "Kami telah mengambil beberapa langkah untuk mengidentifikasi akar permasalahan tersebut," ucapnya.
Beberapa laporan dari kepala dinas kabupaten/kota menunjukkan keterbatasan sarana ruangan Neonatal Intensive Care Unit (NICU) dan Pediatric Intensive Care Unit (PICU) yang merupakan ruang perawatan intensif untuk bayi dan anak-anak yang memerlukan pengobatan dan perawatan khusus, guna mencegah dan mengobati terjadinya kegagalan organ-organ vital.
Menurutnya, di Kaltim hanya terdapat 78 tempat tidur untuk PICU dan NICU yang tidak mencukupi mengingat banyaknya rujukan dari klinik-klinik bersalin dan rumah sakit Tipe D dan C yang tidak memiliki sarana tersebut, sehingga pelayanan medis menjadi terhambat.
Baca juga: Kideco dikukuhkan jadi bapak asuh anak stunting
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam sambutannya secara daring menyatakan masalah kematian anak merupakan isu yang sangat penting. Menkes menyampaikan sejak menjabat sebagai menteri, angka kematian bayi di Indonesia menurun dari 21 per seribu menjadi 19 per seribu.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melakukan berbagai upaya, bekerja sama dengan IDAI, termasuk pemasangan alat USG di sepuluh ribu puskesmas untuk mendukung deteksi dini komplikasi kelahiran dan masalah kesehatan lainnya.
Selain itu Menkes meluncurkan Program Pediatrician Social Responsibility (PSR) bagi para spesialis anak dan menyatakan kesiapan untuk mendukung para dokter tersebut.
Acara tersebut turut dihadiri oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Niken Wastu Palupi dan Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso.
Baca juga: Pidana umum di Kejari Penajam didominasi narkoba-perlindungan ibu anak