Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Unjuk rasa sekitar 600 karyawan PT Kertas Nusantara di Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, terus berlanjut dan sudah dua hari ini mereka menginap di Kantor Dinas Tenaga Kerja setempat dengan mendirikan tenda .
"Hari ini, Selasa (21/1) kami ditemui anggota DPD asal Kaltim, Luther Kombong," kata Sekretaris Serikat Pekerja Perkayuan dan Perhutanan Indonesia (SP Kahutindo) Unit PT Kertas Nusantara, Syaifullah Tanjung.
Sebelumnya utusan dari Bupati Berau Makmur HAPK juga sudah menemui para buruh.
Pada Rabu (22/1), para buruh demonstran ini akan mendatangi kantor DPRD Berau untuk menyampaikan aspirasinya, menuntut gaji yang belum dibayar perusahaan pembuat pulp atau bubur kertas tersebut.
Perusahaan produsen bubur kertas itu berhenti membayar gaji karyawan sejak September 2013.
"Kami meminta minta Pak Prabowo Subianto pemilik perusahaan pupl tersebut turun tangan langsung menyelesaikan permasalahan ini," katanya.
Ia mengatakan, calon Presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto, memang pemilik saham mayoritas PT Kertas Nusantara, bahkan sejak masih bernama PT Kiani Kertas.
Ketua SP Kahutindo PT Kertas Nusantara, Indera Alam, mengatakan aksi ini adalah untuk menegaskan tuntutan karyawan atas janji-janji manajemen.
Selain gaji, mereka juga menuntut penyelesaian pembayaran iuran Jamsostek yang juga menjadi kewajiban perusahaan.
Menurut Indera, janji terakhir manajemen melalui Direktur Utama PT Kertas Nusantara Pola Winson adalah akan membayar gaji karyawan setelah 16 Januari 2014.
Menurut manajemen, kata dia, dana segar akan diterima perusahaan atas kerja sama PT Kertas Nusantara bersama Salim Grup pada November 2013.
"Manajemen menginformasikan bahwa kerja sama sudah deal dengan Salim Grup dan gaji segera dibayarkan. Nyatanya, sampai sekarang, kami belum menerima hak kami," kata Indera Alam.
Di sisi lain Kepala Humas PT Kertas Nusantara Nasution menyatakan kondisi perusahaan memang tengah dalam kesulitan keuangan. Selain gaji karyawan yang tidak terbayar, dana operasional pabrik pun tidak ada sehingga produksi tidak jalan.
"Kerja sama dengan Salim Grup, katanya, masih dalam negosiasi.
Kami memang dalam kondisi kesulitan dana saat ini, tapi bukan berarti tidak akan membayar gaji karyawan. Kami masih berusaha mencari dana talangan," kata Nasution.
Dia mengatakan, dalam sebulan perusahaan harus membayar 1.500 buruhnya sebesar Rp13 miliar. (*)