Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara, Provisi Kalimantan Timur, menegaskan personel dan peralatan siap diterjunkan untuk menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah itu.
"Personel dan peralatan siap diterjunkan apabila muncul kebakaran hutan dan lahan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara Budi Santoso di Penajam, Senin.
BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara memastikan fasilitas dan peralatan, serta personel cukup memadai untuk melakukan penanganan kebakaran hutan dan lahan.
Penanganan kebakaran hutan dan lahan, kata dia, juga berkolaborasi dengan sejumlah perusahaan dan dukungan dari TNI dan Polri.
"Intensitas hujan mulai berkurang, dan di empat kecamatan kami nilai rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan, " tambahnya.
Sedikitnya 128 titik rawan kebakaran hutan dan lahan, terbanyak 78 titik di wilayah Kecamatan Penajam dan 50 titik lainnya tersebar di Kecamatan Waru, Babulu dan Sepaku.
Kewaspadaan karhutla ditingkatkan, terutama pada lahan gambut, karena di lokasi lahan gambut akan cepat menyebar jika ada api, mengingat bagian bawah lahan gambut banyak biomassa kering.
Luas lahan gambut yang ada sekitar 1.400 hektare, umumnya berada di kawasan pesisir, terutama di Kecamatan Penajam yang tersebar di sejumlah desa dan kelurahan.
Rinciannya, di Kelurahan Petung sekitar 700 hektare, Kelurahan Nenang sekitar 400 hektare, dan Desa Giripurwa sekitar 200 hektare.
Sisanya tersebar di kawasan lain, seperti di Kelurahan Saloloang, Kecamatan Penajam dan Kecamatan Waru serta Kecamatan Babulu.
Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), prakiraan musim kemarau terjadi pada akhir Juli 2023, puncak kemarau diprediksi pada Agustus hingga September 2023, demikian Budi Santoso.