Bontang (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menjalin kerja sama dengan Pupuk Kaltim dalam mengelola kawasan konservasi laut di Kota Bontang.
Jalinan kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan kerja sama yang dilaksanakan di Kantor DKP Provinsi Kaltim, Senin (8/5) pagi.
Kepala DKP Kaltim, Irhan Hukmaidy menjelaskan bahwa kerja sama tersebut bertujuan untuk memaksimalkan pengelolaan ruang laut sebagaimana yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 27 tahun 2021 tentang Kawasan Konservasi di Kota Bontang.
Irhan mengatakan, pengelolaan kawasan konservasi kelautan memang kewenangannya berada di Pemerintah Provinsi.
Namun dalam proses pengelolaan, Pemerintah tentunya tidak bisa bergerak sendiri, untuk itu diperlukan kerja sama dengan berbagai pihak, salah satunya dengan Pupuk Kaltim.
"Apalagi sejauh ini kita juga belum memiliki UPTD khusus untuk pengelolaan kawasan konservasi kelautan, makanya kita perlu kerja sama dengan berbagai pihak, salah satunya ini dengan Pupuk Kaltim di kawasan Bontang," kata Irhan.
Secara aturan, ungkap Irhan, penandatanganan kerja sama tersebut telah diatur dalam Peraturan Menteri kelautan Nomor 21 tahun 2015 tentang perjanjian kerja sama kemitraan.
"Ini sebenarnya sudah melewati beberapa pembahasan bersama pihak Pupuk Kaltim, Alhamdulillah hari ini kami bisa melakukan penandatanganan kerja sama," ujarnya.
Irhan berharap melalui kerja sama tersebut, pengelolaan kawasan konservasi kelautan kedepannya dapat lebih maksimal, terutama melakukan pemetaan terkait potensi-potensi yang perlu ditingkatkan pengelolaannya.
"Tentu harapan akhirnya pengelolaan kawasan konservasi kelautan ini bisa terus lestari dan berkelanjutan, sehingga dapat terbentuk ekosistem yang pulih kembali serta dapat dimanfaatkan hasilnya oleh masyarakat untuk meningkatkan ekonomi," serunya.
Sementara Direktur Operasi dan Produksi Pupuk Kaltim, Hanggara Patrianta menyampaikan terimakasih kepada DKP Kaltim yang telah menyambut baik upaya kerja sama tersebut.
"Semoga sinergi yang telah terjalin dengan baik selama ini dapat semakin kuat dan berkesinambungan," ucap Hanggara.
Hanggara mengatakan, sebenarnya Pupuk Kaltim sejak tahun 2009 telah berkomitmen untuk meningkatkan rehabilitasi pengelolaan kawasan konservasi kelautan, terutama di Kota Bontang.
Beberapa upaya yang telah dilakukan seperti rehabilitasi taman laut yang berdekatan dengan kawasan Pupuk Kaltim melalui penanaman terumbu karang dengan luasan mencapai 10 Hektar (Ha).
Dalam prosesnya, jelas Hanggara, Pupuk Kaltim melibatkan kelompok nelayan yang dulunya pernah melakukan kegiatan penangkapan ikan dengan pengeboman yang berdampak besar bagi kerusakan terumbu karang.
"Salah satu kelompok ini bernama Kimasea yang telah dibentuk sejak tahun 2017. Kimasea bersama Pupuk Kaltim telah berhasil menurunkan ratusan terumbu buatan yang bertujuan untuk memperbaiki ekosistem terumbu karang di perairan Bontang," jelasnya.
Menurut Hanggara, kegiatan ini dapat memberikan dampak positif, hal tersebut terlihat dari cakupan terumbu karang yang sudah tumbuh mencapai 3.557 meter persegi dan area jelajah nelayan yang menjadi semakin dekat karena perbaikan ekosistem ikan dan ketersediaan ikan yang semakin lebih baik.
"Semoga kerja sama ini nanti bisa membantu pengembangan taman wisata, perikanan dan kelautan, dan tentunya mendukung kelestarian lingkungan," terangnya.