Samarinda(ANTARA Kaltim)- Yepta Berto, anggota DPRD Kaltim asal Daerah Pemilihan (Dapil) Tarakan, Nunukan, Malinau, Tana Tidung, Bulungan sangat prihatin atas perginya seluruh guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ditugaskan di SMP Negeri 3 Lumbis, salah satu sekolah di daerah perbatasan Kalimantan Utara.
"Sudah satu tahun ini guru-guru tersebut meninggalkan sekolah. Bahkan kepala sekolahnya pun sudah 6 bulan tak pernah nongol di sekolah," ungkap Yefta.
Sekolah yang terletak di perbatasan, tepatnya di Desa Tau Lumbis di, Kecamatan Lumbis Ogong, Kabupaten Nunukan ini, menurut Yefta kini dalam kondisi sangat memprihatinkan.
Semestinya, kata Yepta, pemerintah segera mengambil tindakan tegas. Yefta menduga para guru ini tetap menerima gaji, tapi tidak melaksanakan tugas.
"Mungkin saja mereka bermain mata dengan SKPD terkait, sehingga mereka aman-aman saja walaupun sudah cukup lama meninggalkan murid-murid mereka di perbatasan tempat mereka mengajar," kata Yefta.
Mengutip informasi salah satu kepala desa di daerah itu, Yefta mengatakan, para siswa yang ditinggalkan tidak dapat melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) di Mansalong, Kecamatan Lumbis karena ijazah mereka tertahan di sekolah. Sebab kepala sekolah telah meninggalkan sekolah tersebut sejak 6 bulan lalu.
"Kebanyakan guru-guru yang meninggalkan sekolah di perbatasan ini berasal dari luar Kaltim. Hal ini perlu menjadi perhatian serius terutama di tengah upaya pemerataan dan peningkatan pendidikan khususnya bagi daerah-daerah pedalaman dan perbatasan. Harus ada langkah serius menindaklanjuti masalah ini," kata Yefta. (Humas DPRD Kaltim/adv/lia/met)