Penajam (ANTARA Kaltim) - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Penajam Paser Utara menggelar aksi solidaritas terhadap kasus yang dialami dr Ayu di halaman Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat.
Walaupun tidak diwarnai orasi, namun aksi belasan dokter di Penajam Paser Utara tersebut mendapat perhatian dari sejumlah keluarga pasien.
Pada aksi tersebut, para dokter memutuskan untuk menghentikan seluruh pelayanan poli kecuali ‘emergency’ atau gawat darurat dan operasi selama satu hari.
Aksi solidaritas itu langsung dipimpin Ketua IDI Kabupaten Penajam Paser Utara, Haris dengan dimulai pemasangan pita hitam sebagai simbol berduka atas penangkapan dokter Dewa Ayu Sasiary Prawani dan dokter Hendri Simanjuntak.
Pada aksi itu, para doter juga membentangkan spanduk yang meminta dihentikan kriminalisasi profesi dokter.
Setelah membentangkan spanduk di samping ruang Unit Gawat Darurat (UGD), belasan dokter tersebut melanjutkan aksi di Kantor Kejaksaan Negeri Penajam Paser Utara dengan cara "long march" taua berjalan kaki.
Ketua IDI Kabupaten Penajam Paser Utara, Haris mengatakan aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap kasus yang dialami dokter Ayu dan Hendry.
IDI Penajam Paser Utara menilai kata Haris, kasus menimpa dokter tersebut, juga menjadi kekhawatiran para dokter, termasuk yang bertugas di Kabupaten Penajam Paser Utara.
“Kami khawatir, jangan sampai nanti juga menimpa dokter, termasuk yang bertugas di Penajam Paser Utara. Kami harap ini merupakan kasus terakhir dan tidak ada lagi dokter yang mengalami nasib yang sama,†jelasnya.
Pada aksi itu, IDI Penajam Paser Utara menyampaikan tiga pernyataan sikap, yakni, pelayanan kedokteran mengutamakan upaya (inspanning verbintenis) bukan pada hasil (resultaat berbinternis), kesembuhan merupkan kehendak Tuhan Yang Maha Esa.
"Setiap dokter terikat kepada sumpah dan kompetensi sehingga tidak ada dokter yang berniat jahat/mencelakakan pasiennya. Hal ini membuat dokter tidak boleh dikrimininalisasi. Jadi, penangkapan dokter Ayu dan dokter Hendri, diberlakukan layaknya penangkapan penjahat berat. Hal ini sangat tidak manusia,†ungkapnya.
Setelah membacakan tuntutannya, kemudian belasan dokter yang berjalan kaki juga Pada aksi "long march" menuju kantor Kejari, para dokter mendapat pengawalan dari pihak kepolisian.
Di Kantor Kejari, para dokter itu kemudian membentangkan spanduk lalu mereka dipersilahkan menemuai Kepala Kejari Andi Sundari.
Pada pertemuan tersebut para dokter menyampaikan, bahwa apa yang dilakukan Ayu sudah sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Sementara, Kepala Kejari Kabupaten Penajam Paser Utara Andi Sundari menyampaikan bahwa setiap kasus yang ditangani kejaksaan melalui proses yaknimulai dari penyidik kepolisian yang kemudian menerbitkan P21 atau berkas tersebut dianggap telah lengkap.
Setelah P21 tersangka bersama barang bukti diserahkan ke jaksa.
"Jaksa hanya menuntut dan mempertahankan apa yang ada dalam berita acara pemeriksaan (BAP). Di pengadilan pun dihadirkan saksi-saksi. Biasanya juga majelis hakim membebaskan terdakwa. Bila itu bebas maka jaksa akan melakukan kasasi dengan demi membela kepentingan umum. Kemudian kasus berlanjut di Mahkamah Agung (MA) dan ternyata dokter Ayu terbukti bersalah,†katanya.
Akibat aksi para dokter tersebut ruang pelayanan poli di RSUD Kabupaten Penajam Paser Utara terlihat tidak dibuka.
Warga yang datang untuk pemeriksaan kecewa mengaku kecewa karena harus pulang dengan tidak tidak mendapat pelayanan.
Salah seorang warga Siti Nurhuda yang mengaku berasal dari Nipah-nipah mengatakan, kedatangannya di poli kandungan untuk memeriksakan kehamilannya.
Namun, warga tadi mengaku sangat kecewa sebab aksi para dokter ini merugikan para pasien.
“Terpaksa saya akan kembali lagi dan mungkin hari ini periksa di bidan saja,†katanya.
Humas RSUD Kabupaten Penajam Paser Utara, Nursyam menyatakan, sudah mendapatkan informasi dari para dokter terkait tidak beroperasinya pelayanan poli tersebut.
Nursyam mengaku memahami aksi yang dilakukan dokter sebagai bentuk solidaritas profesi.
“Tapi besok (Kamis) akan buka lagi secara normal,†katanya. (*)
IDI Penajam Gelar Aksi Solidaritas
Rabu, 27 November 2013 22:24 WIB
Kami khawatir, jangan sampai nanti juga menimpa dokter, termasuk yang bertugas di Penajam Paser Utara. Kami harap ini merupakan kasus terakhir dan tidak ada lagi dokter yang mengalami nasib yang sama,â€