Balikpapan (ANTARA) - Para guru terus didorong untuk mengikuti pendidikan peningkatan kualitas dan kapasitas dalam program guru penggerak yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Untuk seluruh Indonesia, kita masih kekurangan 260 ribu guru penggerak,” kata Direktur Utama Synergy Policies Dinna Prapto Raharja di Balikpapan, Rabu.
Secara khusus Dinna menyebutkan, rekan-rekan guru yang sudah mengikuti berbagai program pelatihan bersama Tanoto Foundation bagus sekali bila melanjutkan itu program guru penggerak tersebut.
Guru penggerak adalah program yang berlangsung selama 6 bulan, di mana guru terpilih dilatih sehingga menguasai sejumlah keterampilan yang bisa membuat murid tumbuh dan berkembang secara menyeluruh, menjadi teladan bagi guru lainnya. Program guru penggerak ini juga menjadi prasyarat untuk bisa menjadi kepala sekolah.
Tanoto Foundation juga menyelenggarakan program-program peningkatan kapasitas guru dengan maksud sama seperti program guru penggerak.
Sehari sebelumnya dalam diskusi kelompok terpusat, Synergy Policies bersama sejumlah pemangku kebijakan pendidikan Kalimantan Timur, termasuk dengan Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi Kalimantan Timur Wiwik Setiawati, meyakini bahwa guru adalah faktor penggerak utama proses belajar mengajar. Karena itu guru perlu untuk menjadi mumpuni dengan juga selalu belajar.
Diskusi diikuti sepuluh perwakilan dari berbagai pemangku kepentingan bidang pendidikan, yaitu guru, kepala sekolah, pengawas, hingga pejabat dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur.
Berbagai hal juga diungkapkan dalam kesempatan tersebut. Umumnya akan kekurangan, yaitu kekurangan sarana karena berada jauh dan terpencil, kekurangan guru, hingga kurang kesadaran orangtua akan pendidikan anak-anaknya.
Seluruh kesepakatan diskusi ini akan disampaikan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim sebagai penanda Hari Guru 2022.