Samarinda (ANTARA) - Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalimantan Timur (Kaltim) Munawar menegaskan pihaknya sudah melakukan pengawasan menjelang Idul Adha 1443 Hijriah, salah satunya dengan memberikan disinfektan di lokasi pemotongan hewan kurban.
"Kami bersama unsur terkait melakukan berbagai upaya kewaspadaan terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), hewan yang layak dikurbankan bahkan dengan pemberian disinfektan pada Jumat (8/7/2022) ," kata Munawar di Samarinda, Sabtu.
Ia mengaku, pihaknya sebenarnya sudah melakukan pengawasan di lokasi pemotongan hewan kurban sejak satu pekan lalu, namun tanpa pemberian disinfektan, kemudian kembali melakukan pengawasan atas Surat Menteri Pertanian RI kepada Gubernur dan Wallikota/Bupati perihal lockdown dan penyemprotan desinfektan
Munawar menjelaskan, dalam kegiatan pengawasan menyisir 10 titik lokasi, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kaltim bersama unsur terkait juga memastikan seluruh hewan kurban terutama sapi dan kambing mencukupi kebutuhan di Hari Raya Idul Adha.
"Ketersediaan di empat komoditas mencapai 25.869 ekor diantaranya sapi sebanyak 14.926 ekor, kambing 10.789 ekor, kerbau 80 ekor dan domba 32 ekor," paparnya.
Sedangkan proyeksi kebutuhan diperkirakan sapi sebanyak 14. 629 ekor, kerbau 38 ekor, kambing 6.151 ekor dan domba 60 ekor.
"Memang yang paling banyak sapi dan kambing walau ada sedikit penurunan terhadap pasokan kambing karena beberapa daerah pemasok sudah terjangkit wabah PMK," terangnya.
Munawar mengatakan pihaknya bersama instansi terkait sudah melakukan pengawasan dengan melihat langsung kondisi ternak, kondisi kandang, melihat kebutuhan dan ketersediaan hingga kondisi klinisnya.
"Melihat dari laporan sampai sore kemarin di 10 titik itu sudah dinyatakan kesehatan ternak baik, bahkan tidak ada indikasi gejala PMK," tegasnya.
Ia menambahkan, bantuan presiden yang diberikan untuk Kaltim berupa sapi dengan berat 825 kilogram merupakan inseminasi buatan peternak lokal.
"Kita ingin adanya suatu ekonomi lokal lebih bergairah. Jadi bantuan presiden itu tidak murni simental dari luar negeri, sebetulnya dari hasil inseminasi buatan peternak lokal," pungkasnya.