Samarinda (ANTARA) - Puluhan warga di sekitar pemakaman khusus COVID-19 di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, menggelar aksi unjuk rasa menuntut pemerintah setempat agar secara rutin melakukan penyemprotan disinfektan di sepanjang jalan yang dilalui oleh mobil jenasah menuju pemakaman.
Aksi yang dilakukan warga RT 20, 21 dan 22 Jalan Serayu Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Samarinda Utara, pada Senin (5/10) tersebut dipicu rasa khawatir jika tidak ada penyemprotan disinfektan akan menimbulkan penularan virus corona pada masyarakat.
"Kami berharap setiap ada pengangkutan jenasah, juga dilakukan penyemprotan disinfektan, kami warga di sini takut tertular corona," kata Saipul Hadi warga setempat.
Menurut Saipul, sebelumnya memang saat mobil jenazah mengangkut pasien meninggal COVID-19 di Pemakaman Raudatul Jannah, di Jalan Serayu, Kelurahan Lempake tersebut, selalu beringan dengan mobil lain yang melakukan penyemprotan disinfektan.
"Tapi dalam beberapa minggu terakhir, kami tidak melihat adanya mobil melalukan penyemprotan, makanya kami masyarakat merasa khawatir," jelasnya.
Berdasarkan keterangan dari sejumlah aparat desa, kata Saipul, tidak adanya penyemprotan disinfektan di sekitar lokasi makam tersebut karena telah habisnya dana dari Pemkot Samarinda.
"Terus terang kalau tidak ada solusi, akses makam ini akan kami tutup," imbuh Tohari rekan Saipul.
Sementara itu, Kapolsek Sungai Pinang AKP Rengga Puspo Saputro melakukan mediasi dengan warga. Kapolsek memberikan jaminan untuk kedepan akan melakukan penyemprotan disinfektan di sepanjang jalan yang dilalui tim pemakaman.
“Kami berikan garansi, dan Polres siap melakukan penyemprotan disinfektan," tegas Rengga.
Sementara Lurah Tanah Merah Joko mengatakan pihaknya bersama warga sudah sempat melakukan solusi dengan menggalang iuran untuk melakukan penyemprotan disinfektan secara mandiri.
"Saat ini dana yang terkumpul sudah habis , sehingga masyarakat melakukan demo," tegasnya
Pemakaman Raudhatul Jannah di Jalan Serayu merupakan pemakaman khusus yang disiapkan Pemkot Samarinda untuk pasien meninggal akibat COVID-19.
Makam dengan luas lahan sekitar 15 hektare sebenarnya cukup jauh dari permukiman warga dan saat ini sudah lebih dari 100 pasien yang dikuburkan di Pemakaman tersebut.