Nunukan (ANTARA Kaltim) - RSUD Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara mengatakan pekerja yang dirujuk dari klinik PT Sebakis Inti Lestari/Sebuku Inti Plantation (SIL/SIP) akibat keracunan mengalami dehidrasi.
Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD Nunukan, dr Arishanta di Nunukan, Senin, mengatakan hasil pemeriksaan klinis yang dilakukan terhadap para korban keracunan makanan itu menunjukkan adanya gangguan pencernaan.
Para korban yang berjumlah 14 orang yang terdiri dari sembilan usia dewasa dan lima anak balita itu tiba di RSUD Nunukan sekitar pukul 23.00 Wita, Minggu (28/4), dan langsung dimasukkan ke bagian unit gawat darurat (UGD) untuk dilakukan tindakan medis, katanya.
Pada saat itu, jelas Arishanta, selain melakukan perawatan, petugas medis juga memberikan pertanyaan-pertanyaan terhadap pasien dan keluarganya untuk mengetahui secara jelas penyebab gangguan pencernaan yang dialami korban.
Ia menegaskan, melalui tindakan medis yang dilakukannya diketahui bahwa para korban mengalami diare, mual dan muntah setelah mengonsumsi makanan pada suatu acara di kawasan perkebunan kelapa sawit milik PT SIL/SIP, Minggu (28/4) sekitar 13.00 Wita.
Pada saat pertama kali masuk di RSUD Nunukan, dia mengatakan korban keracunan tersebut mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan tetapi mual dan diare serta muntah-muntah telah berhenti.
"Jadi yang kami tangani hanya dehidrasinya saja karena diare, mual dan muntah-muntahnya sudah berhenti saat masuk UGD (RSUD Nunukan)," kata Arshanta.
Terkait dengan pasien korban keracunan itu, katanya, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan dan diputuskan untuk dilakukan perawatan intensif.
Ia menegaskan, pasien tersebut keracunan akibat dari makanan yang dikonsumsi saat menghadiri acara dan mengenai hal itu sedang diselidiki oleh Dinas Kesehatan sebagai instansi yang lebih berwenang.
Arishanta menambahkan, kondisi kesehatan dari ke-14 korban keracunan berangsur membaik karena tidak ada lagi keluhan mual dan diare.
Berdasarkan pantauan di ruang perawatan Cempaka RSUD Nunukan, terdapat beberapa di antara koban yang masih terbaring lemas termasuk tiga anak balita tersebut. (*)