Samarinda (ANTARA Kaltim) - Komisi III DPRD Kaltim mengaku prihatin atas peristiwa tenggelamnya kapal feri penyeberangan Tenggarong-Tenggarong Seberang Senin (25/3) lalu, akibat ditabrak kapal barang dan meminta pemerintah daerah mengevaluasi kelayakan pengoperasian feri-feri tradisional oleh warga tersebut.
"Saya prihatin. Semoga ini menjadi pelajaran bagi yang lain, agar kejadian ini tidak terulang kembali lagi. Selain itu harus ada evaluasi dari pemerintah daerah untuk mengatasi persoalan ini," kata Anggota Komisi III DPRD Kaltim, Artya Fathra Marthin, di Samarinda, Rabu.
Menurutnya, arus lalu lintas di kawasan perairan tersebut bisa dibilang cukup padat, karena tidak hanya digunakan oleh feri serta kapal pengangkut penumpang dan kendaraannya, akan tetapi sering melintas perahu-perahu warga, baik yang digunakan untuk mencari ikan maupun sebagai alat transportasi penyeberangan dan lainnya.
Pemerintah, menurutnya, harus mengambil langkah-langkah penyelesaian agar kejadian semacam ini tidak terulang.
Apalagi sejak 2011 hingga sekarang tercatat setidaknya ada empat kejadian serupa yang menyebabkan kerugian materiil hingga ratusan juga rupiah.
Pengaturan arus lalu lintas merupakan langkah konkret yang segera harus diambil pemerintah daerah. Selain itu perlu dilakukan evaluasi terhadap kelayakan yang meliputi keamanan serta asuransi bagi kapal feri yang sudah beberapa tahun terakhir marak dijadikan sebagian warga sebagai mata pencaharian.
"Bukan melarang warga untuk mencari rezeki melalui jasa penyeberangan. Akan tetapi lebih dari itu keselamatan para penumpang juga harus tetap menjadi nomor satu. Karena bagaimanapun nyawa manusia adalah harta paling berharga yang tidak bisa dinilai dengan sesuatu apapun juga," kata wakil rakyat asal Dapil IV Bontang, Kutim dan Berau yang berasal dari Partai Damai Sejahtera (PDS) ini.
Penambahan armada dan jam operasi feri pengangkut resmi yang disediakan oleh Pemkab Kukar merupakan bagian dari solusi yang juga perlu dipertimbangkan. Karena selain gratis juga dapat mengangkut penumpang lebih banyak sehingga dapat lebih efisien.
Seperti diberitakan, kapal feri tradisional Mitra I yang memuat 4 mobil ditabrak kapal barang KM Rahmad B7 yang bermuatan pupuk di perairan Sungai Mahakam, Kabupaten Kukar, Senin (25/3).
Kapal barang melaju dengan kecepan tinggi dari arah hilir menuju hulu sungai dan menabrak lambung kanan bagian belakang feri tradisional hingga limbung ke kiri. Sementara itu, feri tradisional itu hendak menyeberang dari arah Tenggarong ke Tenggarong Seberang.
Feri kayu itu mengalami kebocoran dan dalam hitungan menit tenggelam. Tiga mobil penumpang di dalam kapal feri ikut tenggelam. Namun, satu mobil berhasil ditarik setelah diikat bagian bempernya. (Humas DPRD Kaltim/adv/bar/met/mir)
Pemerintah Harus Evaluasi Feri Penyeberangan di Tenggarong
Rabu, 27 Maret 2013 23:35 WIB