Samarinda (ANTARA) - Gua Tapak Raja di Desa Wonosari, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, merupakan salah satu objek yang menjadi daya tarik wisata (DTW) di Ibu Kota Nusantara (IKN), karena lokasinya dekat dan mudah dijangkau.
"Gua Tapak Raja merupakan salah satu destinasi wisata yang sudah siap menyambut wisatawan IKN, apalagi jaraknya yang cukup dekat, hanya sekitar 30 km dari Titik Nol IKN, terlebih akses pun mudah dijangkau," ujar Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kaltim Ririn Sari Dewi, di Samarinda, Minggu.
Di kawasan IKN, katanya lagi, memiliki beragam DTW yang asyik, unik, dan menarik baik wisata buatan, wisata budaya karena beragam suku dan subsuku yang mendiami kawasan Sepaku, terdapat pula DTW alam seperti hutan mangrove di Mentawir dan DTW gua di Wonosari.
Dinas Pariwisata Kaltim bersama sejumlah rombongan pun telah beberapa kali mengunjungi DTW Gua Tapak Raja, termasuk pada Sabtu (11/5) kemarin, kunjungan yang ia lakukan bersama sejumlah wartawan dan beberapa kreator medsos dari Samarinda.
"Dari apa yang saya lihat langsung, Gua Tapak Raja cukup eksotis sehingga memiliki daya tarik tersendiri. Semuanya masih alami dan bisa terlihat bagaimana pembentukan batu dari yang menetes di dalam gus baik berupa stalaktit maupun stalakmit," kata Ririn setelah melihat ke dalam Gua Tapak Raja.
Destinasi wisata Gua Tapak Raja yang dikembangkan oleh Desa Wonosari ini, juga didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sebagai upaya pemerintah dalam menunjang sektor pariwisata di kawasan IKN.
"Selain itu, kami juga didukung oleh PT Indexim Coalindo dalam pengembangan wisata Gua Tapak Raja ini, sehingga memiliki beragam atraksi tambahan seperti wahana permainan flying fox dan jogging track," kata Kasiyono, Kepala Desa Wonosari, saat mendampingi rombongan yang dipimpin Ririn Sari Dewi tersebut.
Kasiyono juga mengatakan bahwa perkembangan DTW Gua Tapak Raja begitu cepat, karena destinasi ini baru mulai serius dikembangkan di akhir 2020 atau saat pandemi COVID-19, yakni saat itu belum ada fasilitas apa pun bahkan akses jalan pun saat itu masih susah, namun sekarang jalan sudah bagus berkat bantuan banyak pihak.
"Berkat bantuan banyak pihak dan dukungan dari dinas pariwisata, kini tempat wisata ini tidak hanya mengandalkan daya tarik gua, tapi juga ada tiga atraksi pendukung yaitu Danau Tapak Raja, Ekoriparian Tapak Raja, dan Cafe Tapak Raja," katanya pula.
Untuk tiket masuk pun tergolong murah, yakni hanya 10 ribu per orang, pengunjung sudah bisa menikmati semua wisata di lokasi tersebut. Pengunjung pun bebas membeli makanan, minuman, dan aksesoris yang disajikan UMKM dari warga setempat.
"Pengunjung di sini cukup ramai, tahun ini saja hingga April sudah memiliki pendapatan sebesar Rp120 juta. Kami di sini tidak hanya menonjolkan pariwisata, tetapi juga pemulihan lahan berbasis masyarakat berupa penghijauan untuk mengurangi pemanasan global," katanya lagi.