Samarinda (ANTARA Kaltim) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution belum memikirkan untuk membuka Kantor Perwakilan (BI) di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) yang merupakan daerah pemekaran baru pecahan dari Kalimantan Timur.
"Belum, kita belum ada rencana untuk itu, karena di provinsi lain masih ada yang belum memiliki perwakilan BI seperti di Papua Barat yang masih bergabung dengan Papua," ujar Darmin Nasution usai meresmikan Gedung BI Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda, Kamis.
Jadi, katanya, kebutuhan keuangan di kawasan Utara Kalimantan yang saat ini telah disahkan menjadi daerah otonomi baru bernama Kaltara tersebut, tetap akan dilayani oleh BI Perwakilan Kaltim.
Kebutuhan suplai uang bukan menjadi masalah serius, tetapi yang harus dipikirkan pemerintah daerah dan perbankan adalah bagimana para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) baik di Kaltim maupun di Kaltara dapat tumbuh dengan baik.
Hal itu perlu ditekankan karena UMKM merupakan faktor penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat. Jika ekonomi masyarkat tumbuh dengan baik, maka pemerintah akan mudah menjalankan pembangunan, kemudian perbankan juga diuntungkan dengan perputaran keuangan karena ekonomi dari UMKM yang membaik.
Usai acara peresmian Gedung BI Kaltim tersebut, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak memberikan kenang-kenangan kepada Darmin Nasution berupa satu pot anggrek hitam, yakni anggrek langka yang dikonservasi di Taman Kresik Luwai Kabupaten Kutai Barat dan di Balai Benih Induk Holtikultura di Kutai Kartanegara.
Sebaliknya, Darmin Nasution juga memberikan kenang-kenangan kepada Awang Faroek Ishak yang tak kalah menariknya, yakni empat lembaran uang kertas senilai Rp100.000 yang belum dipotong.
Dalam kesempatan itu, Awang Faroek Ishak memaparkan bahwa perekonomian Kaltim dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Hal itu dapat dilihat dari beberapa indikator makro pembangunan yang ditunjukkan dengan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Pada 2012 hingga triwulan III senilai Rp321,77 triliun dan komulatif sampai triwulan IV diperkirakan lebih dari Rp400 triliun.
Sementara pada 2011 PDRB Kaltim sebesar Rp 390,64 triliun, PDRB 2010 sebesar Rp321,90 triliun, dan PDRB 2009 tercatat Rp285,59 triliun. Sementara pada 2011 PDRB Kaltim menduduki posisi enam besar nasional.
Dia juga mengatakan bahwa laju pertumbuhan ekonomi hingga 2011 sebesar 3,93 persen dengan migas dan tanpa migas sebesar 11,73 persen.
Sampai dengan triwulan III tahun 2012 (c-c) tercatat 4,75 persen dengan migas dan 13,37 persen tanpa migas. PDRB per kapita 2011 sebesar Rp105,85 juta sehingga menempati peringkat pertama tertinggi nasional. (*)