Jakarta (ANTARA News) - Personel band Slank menjadi tokoh novel politik "SLANK 5 HERO ATLANTIS (Peace Virus Padi dan Sayur)" karangan Sukardi Rinakit.
Sukardi mengulas referensi politik masyarakat Indonesia yang menurut dia dipengaruhi oleh "sejarah kampung" dalam novel itu
Politisi yang bisa membuat "virus" mengambil hati rakyat sesuai karakter "sejarah kampung" akan dapat menarik dukungan dari tiap kelompok masyarakat, katanya pada peluncuran novel di Jakarta, Senin.
"Ini novel politik yang sangat ringan dan bisa dinikmati anak-anak," kata Sukardi.
Sukardi mengaku terinspirasi membuat novel itu setelah Slank dilarang manggung November tahun lalu.
Menurut dia, larangan itu tidak logis karena Slank mengusung lagu-lagu bermakna yang mengusung isu-isu anti korupsi dan kepedulian sosial.
"Budaya pop itu membangun peradaban," katanya.
Sukardi berencana membuat novel tetralogi dengan tema moto Slank, "Peace Love Unity Respect".
"Peace" merupakan seri pertama tetralogi "SLANK 5 HERO DARI ATLANTIS" yang bercerita tentang preferensi politik masyarakat di lingkungan padi dan sayur.
Selanjutnya dia akan membuat "Love" yang bercerita tentang perkebunan, "Unity" tentang nelayan, dan "Respect" tentang perkotaan.
Penabuh drum Slank, Bimo Setiawan Almachzumi (Bimbim), menganggap novel Sukardi itu sebagai hadiah.
Dia mengaku sebelumnya tidak tahu tentang pembuatan novel itu. "Slank nggak pernah kenal Sukardi. Tiba-tiba pas lagi frustrasi gimana caranya biar manggung nggak dilarang, Sukardi bawa buku ini," katanya.
Vokalis Slank, Akhadi Wira Satriaji (Kaka), mengatakan Slank tidak terlibat dalam pembuatan novel itu, hanya memberikan beberapa saran saja.
"Kita tetap kasih masukan, Bimbim, Kaka orangnya kaya gini, gini, gini. Terus Mas Kardi yang berimajinasi," kata Kaka. (*)