Samarinda (ANTARA Kaltim) - Badan Perpustakaan Provinsi (Banpusprov) Kalimantan Timur bekerja sama dengan Komunitas Pecinta Buku dan Perpustakaan menggelar kegiatan Bedah Buku karya Syafruddin Pernyata yang berjudul Belajar Dari Universitas Kehidupan.
"Membaca adalah jalan untuk mengasah hati nurani, baik membaca buku, majalah, koran, termasuk membaca kehidupan. Membaca juga mampu meningkatkan kepekaan dan memperkaya nilai kehidupan," ujar Syafruddin Pernyata saat menjadi pembicara dalam Bedah Buku itu di Samarinda, Sabtu.
Dalam bedah buku tersebut, lebih dari seratus pengunjung tampak antusias mendengarkan penjelasan pembedah dan nara sumber yang juga penulis Belajar Dari Universitas Kehidupan.
Bahkan ketika masuk sesi tanya jawab, puluhan pengunjung dengan antusias mengangkat tangan kanannya tanda ingin bertanya sehingga moderator harus menunjuk siapa yang boleh bertanya lebih dulu.
Berbagai pertanyaan muncul dalam acara tersebut, di antaranya adalah kapan waktu senggang Syafruddin menyempatkan menulis buku, mengingat sebagai Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi (Bandiklatprov) Kaltim, tentu memiliki kesibukan tinggi, di samping sering menjadi pembicara di beberapa seminar dan pertemuan tertentu.
Apalagi Syafruddin juga memiliki keluarga, tentu harus menyempatkan diri bermain dengan anak, mengajak jalan-jalan istri dan anak, serta kesibukan lain yang berkaitan dengan keluarga.
Menurut Syafruddin yang dalam kalangan sastrawan Kalimantan Timur (Kaltim) dikenal dengan nama (Espe) ini, sesibuk apapun dirinya, pasti memiliki waktu senggang baik itu saat subuh, siang, malam, maupun di waktu libur. Saat itulah yang digunakan untuk menulis.
Terkait dengan bukunya yang ia beri judul Belajar Dari Universitas Kehidupan, menurut Espe bahwa apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari merupakan sumber inspirasi yang tak pernah kering.
Dalam kehidupan, ada orang yang tak tamat sekolah namun bisa menjadi pengusaha, sebaliknya ada yang sarjana tapi masih menganggur. Inti dalam kehidupan adalah, siapa saja dapat meraih sukses asalkan mau kerja keras, sementara kesuksesan itu tidak mungkin dapat diraih dengan cepat, melainkan harus berproses dan membutuhkan waktu lama.
Sementara beberapa sub judul dalam buku Belajar Dari Universitas Kehidupan yang dibedah oleh pembedah antara lain, sub judul Berani Miskin. Sub judul ini mengisahkan tentang sepasang pengantin baru dari Jawa yang nekad merantau ke Samarinda, Kaltim.
Modal pertama dalam berusaha pengantin baru itu hanya Rp2 ribu. Uang itu kemudian dibelikan rambutan sebanyak 20 ikat. Setelah 20 ikat rambutan itu semua laku terjual, maka uang sepasang pengantin itu menjadi Rp3 ribu karena mendapat keuntungan Rp1 ribu.
Itu adalah kisah perjalanan Marsinah dan Tukiran pada 1982. Kini mereka sudah beranak pinak di Samarinda. Pada 2010 mereka menjual tanah di Samarinda seharga Rp3,5 miliar.
Saat ini mereka memiliki lima petak toko grosir di Pasar Segiri, 12 hektare lahan perkebunan di Teluk Dalam, Kutai Kartanegara. Hidup mereka saat ini lebih banyak dihabiskan di bidang keagamaan karena usahanya sudah dipercayakan kepada keturunannya. (*)
Banpusprov Kaltim Gelar Bedah Buku
Sabtu, 12 Januari 2013 15:45 WIB