Nunukan (ANTARA Kaltim) - Usulan anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur pada Rancangan Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2013 memfokuskan pada pembangunan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di kecamatan hasil pemekaran.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan, dr Andi Ahmad, di Nunukan, Sabtu, mengatakan, anggaran yang diusulkan pada RAPBD 2013 sebesar Rp100 miliar lebih yang sebagian besar membiayai program pembangunan fisik seperti puskesmas, pustu (puskesmas pembantu) dan belanja pegawai.
"Anggaran yang kami usulkan pada 2013 memang cukup lumayan besar dan sebagian besar digunakan untuk membiayai pembangunan fisik seperti puskesmas dan pustu," ujarnya usai mengikuti peringatan Hari Ibu, di Kantor Bupati Nunukan.
Puskesmas yang akan dibangun sebanyak empat buah yakni di Kecamatan Sebatik (Induk), Sebatik Tengah, Lumbis Ogong dan Sembakung Atulai. Anggaran yang akan digunakan pada ke empat puskesmas ini berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan subsidi pemerintah melalui APBD, tambahnya.
Selain puskesmas, Andi Ahmad juga menyatakan untuk pembangunan sejumlah pustu, alat kesehatan, termasuk beberapa alat penunjang seperti mobil ambulans.
Andi Ahmad menjelaskan lebih lanjut, selain pembangunan fisik, yang paling banyak juga menyerap anggaran adalah untuk kesejahteraan tenaga medis seperti insentif dokter, perawat dan para media lainnya.
Kemudian, soal pustu yang akan dibangun dia tidak dapat menyebutkannya tetapi diutamakan pada wilayah yang sangat jauh seperti Kecamatan Krayan dan Krayan Selatan.
Tetapi, lanjut Andi Ahmad, usulan anggaran ini belum final karena masih dalam tahap pembahasan tim anggaran pemerintah daerah dengan DPRD Nunukan.
"Anggaran pembangunan lebih tinggi daripada belanja pegawai, karena untuk 2013 kami fokuskan pada pembangunan sarana prasaran kesehatan," sebutnya.
Selanjutnya, anggaran untuk pencegahan penyakit, dia menerangkan mengutamakan pada pencegahan pada penyakit malaria, demam berdarah, filariasis, HIV/AIDS dan gizi buruk.
Khusus untuk perbaikan gizi pada masyarakat, dia mengatakan anggarannya sekitar Rp1 miliar lebih jauh lebih besar dibandingkan anggaran pada 2012 ini yang jumlahnya sekitar Rp700 juta.
"Faktor gizi juga jadi fokus kami, makanya anggarannya tahun ini (2013) ditingkatkan dari tahun 2012 lalu mencapai Rp1 miliar lebih," kata Andi Ahmad. (*)