Samarinda (ANTARA) - Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Timur Rusman Yaqub mendukung rencana Gubernur Kaltim Isran Noor untuk menunda Pembelajaran Tatap Muka ( PTM), meski telah diagendakan Pemerintah Pusat dilaksanakan pada awal tahun pelajaran baru Juli mendatang.
Rusman Yaqub menilai alasan yang disampaikan Gubernur Kaltim Isran Noor terkait penundaan PTM tersebut cukup beralasan, yakni pandemi COVID-19 yang belum meeada di wilayah Kaltim.
“Kami mendukung rencana pak gubernur sepanjang itu demi kebaikan bersama,” kata Rusman Yaqub di Samarinda, Sabtu.
Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut menilai tren kasus COVID-19 di Kaltim sampai saat ini masih fluktuatif, karena setiap hari selalu ada penambahan kasus positif COVID-9.
Bardasarkan data terakhir Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim per Jumat (23/4) akumulasi kasus COVID-19 di Kaltim mencapai 67.582 atau 1.816 kasus per 100 ribu penduduk dengan positif rate 25,7 persen dari kasus diperiksa.
Sedangkan total kesembuhan 63.955 atau 94,6 persen dari akumulasi kasus positif dan kematian 1611 atau 2,4 persen dan masih ada 2.016 kasus aktif yang masih menjalani perawatan maupun isolasi mandiri.
“Statistik tersebut tak bisa disepelekan. Artinya, COVID-19 belum terkendali,” kata Rusman.
Meski demikian, Rusman Yaqub berharap pemerintah dapat segera mencari formula terbaik bila hendak memperpanjang pembelajaran daring, sebab pembelajaran tatap muka di Kaltim sudah tak terlaksana lebih setahun, sejak kasus COVID-19 muncul di provinsi ini Maret 2020.
Sejak itu, pembelajaran diganti secara daring. Jika tak ada inovasi, dikhawatirkan yang merugi para pelajar. "Saya takutnya bisa ada efek samping yang tak diinginkan,” kata Rusman.
Efek samping dimaksud Rusman, yakni learning loss atau pembelajaran yang tidak optimal, apalagi ada pemberlakuan kurikulum darurat karena pandemi COVID-19. "Ancaman ini bukan hanya mengincar murid SD saja, tapi semua pelajar, mulai TK hingga SMA," tuturnya.
Selain itu, tidak semua wilayah di Kaltim mendapat dukungan sarana dan prasarana yang bagus untuk pembelajaran daring, karena tidak tersedianya fasilitas internet atau kondisi siswa yang tidak memiliki gawai.