Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Provinsi Kaltim membedah indeks desa membangun (IDM) di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), untuk mendongkrak IDM yang masih rendah.
"Dari 139 desa di Kutim, saat ini masih ada 23 desa dengan status tertinggal, 69 berkembang, 37 maju, dan 10 desa berstatus mandiri," ujar Kepala DPMPD Provinsi Kaltim M Syirajudin di Sangatta, Kutim, Selasa.
Melalui bedah IDM yang dikemas dalam pelatihan dan penguatan kapasitas bagi pelaku pembangunan desa tentang percepatan status IDM berbasis SDGs Desa ini, diharapkan menemukan sejumlah hal yang masih lemah, kemudian dicarikan solusi guna mendongkrak IDM.
Sasaran peningkatan kapasitas yang menjadi peserta kali ini adalah unsur kepala desa, sekretaris desa, pendamping desa, dan pendamping lokal desa dengan total peserta sebanyak 30 orang.
"Bentuk kegiatan kali ini lebih mengarah pada permasalahan desa sesuai status IDM 2020, sehingga dari berbagai indeks yang lemah, baik indeks ketahanan sosial, indeks ketahanan ekonomi, dan indeks ketahanan lingkungan, kemudian dilakukan intervensi bersama agar tahun ini IDM-nya naik," ucapnya.
Pembedahan IDM ini dilakukan selama tiga hari pada 5-8 April, yakni satu hari teori, satu hari pendalaman dan praktik pengisian kuesioner IDM berbasis SDGs Desa, kemudian satu harinya lagi adalah penyampaian hasil pemutakhiran data.
Harapannya, sepulang dari pelatihan ini, permasalahan yang telah dipetakan dapat dijadikan data dasar bagi pemerintahan desa untuk melakulan rencana aksi percepatan pembangunan berbasis Sustainable Development Goals (SDGs) Desa.
"Dari 23 desa tertinggal di Kutim, kami targetkan minimal tahun ini ada 7 desa yang terdongkrak menjadi berkembang atau maju, ditambah dua desa tertinggal yang tahun lalu gagal naik menjadi berkembang, sehingga total menjadi 9 desa," ucap Syirajudin.