Sangatta (ANTARA Kaltim) - Field Manager Pertamina EP Sangatta Region KTI Abdul Muhar mengatakan dalam sehari sekitar 136 ton sampai 156 ton material yang dikeluar dari dalam perut bumi, akibat semburan gas metan di kilometer 04, kawasan Pipe Yard Logistik (Gudang Pipa), Pertamina EP Sangatta Field, Kutai Timur.
Menurut Abdul Muhar, Kamis, terjadi penurunan volume material yang sebelumnya mencapai 156 ton sehari, sejak Kamis menurun hingga 136 ton per hari.
"Terjadi penurunan volume material yang keluar dari sebelumnya mencapai 156 ton perhari, sejak pagi ini, mulai berkurang hingga 136 ton terdiri dari campuran, pasir, gas metan dan air," kata Field Manager Pertamina EP Sangatta Region KTI Abdul Muhar.
Dijelaskannya, semburan lumpur bercampur air dan pasir yang diakibatkan dorongan dari gas metan dari perut bumi, debitnya berkurang berdasarkan kapasitas angkut truk yang menghisap semburan material dari kolam penampung.
"Kadar gas metan yang keluar jumlahnya kini kurang dari 1 persen, intensitas semburannya semakin berkurang. Sepanjang hari ini secara intermitten dilakukan pemeriksaan setiap 30 menit dan kadar gasnya muncul antara 0,26 hingga 0,28 persen," kata Abdul Muhar, menambahkan.
Dikatakannya, material yang keluar dari bumi merupakan kejadian alam, sehingga sulit diprediksi kapan berakhir. Namun demikian, meski tidak bisa memprediksi, namun tetap akan menyiagakan tim teknis di lokasi dan terus memantau tingkat aktivitas semburan selama 24 jam.
Sedangkan pengamanan ketat di sekitar lokasi semburan, masih tetap dilakukan dengan ditempatkan sejumlah satuan pengamanan Security Pertamina.
Field Manager Abdul Muhar didampingi Enriko Hutasoit Humas Pertamina EP Sangatta, menambahkan, pengamanan lokasi diprioritaskan dalam rangka menjaga terjadinya perubahan semburan yang lebih besar dan masalah lain yang tidak kita harapkan.
"Sejak munculnya semburan pertama, Selasa (30/10), kami langsung melakukan pengamanan dan pengawasan disekitar lokasi sekaligus dilakukan isolasi sekitarnya," katanya. (*)