Penajam (ANTARA) - Tim SAR gabungan yang dipimpin Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur masih melakukan pencarian terhadap satu korban hilang di hari keenam akibat kecelakaan laut.
"Korban hilang akibat lakalaut antara kapal nelayan dengan dugaan kapal tanker terjadi pada Selasa (8/12) dini hari. Hingga sekarang kami masih melakukan pencarian," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara Nurlaila di Penajam, Minggu.
Tragedi perahu nelayan yang diduga ditabrak oleh kapal tanker ini terjadi di Laut Batu Bara, Kelurahan Muara Telake, Kecamatan Long Kali, Kabupaten Paser, sementara korbannya adalah dua orang nelayan dari RT 01, Kelurahan Sungai Parit, Penajam, Kabupaten PPU.
Satu nelayan atas nama Saming (49) selamat dari tragedi tersebut, sementara Mahmud (59) yang hilang waktu kejadian, hingga saat ini belum ditemukan dan tim masih melakukan pencarian.
Dalam pencarian hari keenam ini, lanjutnya, Tim SAR melakukan penyisiran di beberapa lokasi, seperti di sekitar Pantai Tanjung Jumlai, Pantai Sepinggan hingga Pantai Manggar di Balikpapan dan sekitarnya.
Kemudian laut yang masuk di wilayah Rig PT PHKT, Perairan Nipah Nipah hingga Gusung, dan wilayah sekitar Perairan Laut Muara Talake di Kabupaten Paser yang merupakan lokasi kejadian.
"Informasi terkait pencarian terhadap korban atas nama Pak Mahmud juga telah disampaikan kepada para nelayan dan pemancing yang pergi tadi pagi, sehingga mereka juga diminta melapor jika melihat," katanya.
Sedangkan peralatan yang digunakan dalam pencarian hari keenam ini adalah dari BPBD PPU menurunkan tiga unit kapal nelayan, dari Basarnas Balikpapan ada satu unit rubber boat, dan dari keluarga korban ada dua unit kapal nelayan.
Untuk tim yang melakukan pencarian adala tim dari BPBD Kabupaten PPU, Basarnas Balikpapan, TNI AL PPU, Satpol Air Polres Kabupaten Paser dan PPU, Babinsa, Bhabinkamtibmas, apparat Kelurahan Sungai Parit, dan warga nelayan.
Kronologis kejadian seperti yang dituturkan Saming (nelayan yang selamat), malam itu korban sedang berlabuh di tali tomba yang berada di laut Muara Telake.
Saat itu posisi Mahmud sedang tidur, sedangkan Saming yang juga tidur, tiba-tiba terbangun dan melihat kapal tanker sudah mendekat.
Ketika melihat bahaya mengancam, Saming berusaha membangunkan Mahmud untuk segera memotong tali jangkar, namun terlambat karena tanker sudah menghantam perahu lebih dulu.
Setelah hampir dua hari terkatung-katung di laut, pada Rabu (9/12) pagi, kapal pemancing dari Penajam lewat dan melihat Saming, kemudian korban ditolong oleh pemancing untuk diantarkan pulang, sedangkan Mahmud belum ditemukan.
BPBD PPU terus cari nelayan hilang hingga hari keenam
Minggu, 13 Desember 2020 17:13 WIB