Jakarta (ANTARA) - Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 pusat Prof drh Wiku Adisasmito, MSc. Ph.D mengingatkan bahwa seseorang harus waspada jika memiliki satu saja gejala COVID-19 dan tidak perlu memiliki semua gejala untuk dapat dinyatakan telah terinfeksi.
"Dalam keadaan pandemi, kita harus lebih waspada. Karena beberapa gejala yang kita miliki bisa mengarah ke situ. Tidak harus seluruhnya," kata Wiku dalam acara sosialisasi yang dipantau melalui siaran "streaming" akun YouTube resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), di Jakarta, Rabu.
Dari informasi yang dilansir laman resmi Kementerian Kesehatan gejala-gejala awal virus corona jenis baru itu adalah demam di atas 38 derajat Celcius, batuk kering, dan sesak napas yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Sementara itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencantumkan pula kelelahan, sakit kepala, dan sakit tenggorokan dalam daftar gejala COVID-19.
Penelitian yang dilakukan para peneliti Inggris di King's College London pada awal April memasukkan pula kehilangan kemampuan indra perasa dan pencium sebagai gejala COVID-19. Meski hasil penelitian itu sudah diunggah ke dalam jaringan (daring), penelitian itu belum diulas oleh para sejawat mereka.
Wiku Adisasmito menambahkan bahwa sangat memungkinkan terdapat kasus di mana seseorang telah terinfeksi virus corona, namun ia tidak memperlihatkan gejala-gejala di atas.
"Itu disebut dengan orang tanpa gejala (OTG). Orangnya sudah terkena virus itu, namun dia tidak demam, batuk, atau sakit tenggorokan," katanya.
Sementara itu berdasarkan catatan laman www.covid19.gov.id. per tanggal 14 April, total terdapat sebanyak 4.839 kasus COVID-19 di Indonesia. Sebanyak 459 orang meninggal dunia, sedangkan 3.954 orang menjalani perawatan, dan 426 orang berhasil sembuh.