Paser (ANTARA) - Pendistribusian tabung gas elpiji 3 kilogram yang dilakukan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop UKM) Kabupaten Paser ke daerah pelosok pada Minggu (31/3) lalu menghadapi berbagai kendala karena buruknya infrastruktur akses ke lokasi seperti jalan berlumpur dan jembatan yang rusak.
Kasi Pengadaan Penyaluran Logistik Disperindagkop UKM Paser Marwan Natsir pada Senin (1/4) pagi menuturkan perjalanannya menuju tiga desa pelosok yang menjadi target operasi pasar Disperindagkop kali itu cukup menyita waktu.
"Kami harus melewati jalan yang berlumpur dan jembatan yang hampir roboh saat operasi pasar tabung gas ke daerah pelosok di Kecamatan Long Kali," kata Marwan.
Dua unit truk yang membawa 700 tabung gas elpiji itu bahkan kata Marwan harus terperosok lumpur, hingga roda kendaraan tertanam dan sulit untuk melanjutkan perjalanan.
Jembatan kayu yang rusak saat tim menuju Desa Adang Jaya menjadi pengalaman yang berkesan, meskipun kegiatan distribusi gas elpiji ke daerah pelosok bukan kali pertama.
"Memang hampir setiap bulan sekali ke sana. Jalan lumpur dan jembatan yang sudah mau roboh, penuh resiko dan bahaya karena kami membawa tabung gas," kata Marwan.
Menurutnya perjalanan dari Ibu kota Tanah Grogot diawali dengan tujuan Desa Muara Adang yang memakan waktu tiga jam, jika dibandingkan dengan kegiatan operasi pasar itu sendiri.
"Saat di Desa Adang Jaya kami butuh waktu cukup lama . kemudian melanjutkan operasi pasar di Desa Teluk Waru, hingga malam hari," katanya.
Ia menjelaskan gas elpiji 3 Kilo sangat dibutuhkan masyarakat di tiga desa itu, karena di tiga daerah tersebut tidak ada pangkalan yang menjual tabung gas. Akibatnya harga tabung gas elpiji 3 Kg di tingkat pengecer mencapai Rp.45 ribu.
Lanjut Marwan dalam operasi pasar itu, sebanyak 700 tabung gas habis terjual, diantaranya 350 tabung di Desa Muara Adang, 150 tabung di Adang Jaya dan selebihnya terjual habis di Desa Teluk Waru. (MC Kominfo Paser)