Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Pemkab Kutai Kartanegara (Kukar) ingin membangun Bandara di Loa Kulu, namun karena lokasinya terlalu dekat Bandara Samarida Baru (BSB), maka disarankan sebaiknya memilih lokasi yang lebih jauh yakni di Kelurahan Jahab.
"Pemkab Kukar memang memiliki dua alternatif untuk membangun Bandara Perintis, yakni antara Kecamatan Loa Kulu dan Kelurahan Jahab Kecamatan Tenggarong, namun saran saya sebaiknya di Jahab karena di sana lebih ideal," ucap Kepala Dinas Perhubungan Kalimantan Timur (Kaltim) Zairin Zain di Samarinda, Jumat.
Dilanjutkan Zairin, jika Bandara dibangun di Loa Kulu, maka hal itu tidak aman karena jaraknya sangat dekat dengan BSB. Bila dua pesawat bermanuver dengan jarak terlalu dekat, maka akibatnya bisa fatal karena rawan bertabrakan.
Minimal jarak antara Bandara satu dengan Bandara lainnya adalah 50 kilometer. Sebelumnya rencana pembangunan Bandara di Loa Kulu yang ditolak Kaltim juga karena pertimbangan jarak yang terlalu dekat dengan Bandara di Samarinda.
Hal itu akan sangat berbahaya, yakni dengan jarak hanya 13 kilometer dibangun dua Bandara. Selain itu, dua Bandara berdekatan dengan masing-masing memiliki tower, bakal menyulitkan lepas landas dan landing pesawat.
"Jika memaksakan dan harus bergantian bermanuver justru tidak efektif, kalau dua tower harus bergantian. Misalnya, pesawat dari BSB berangkat dan pesawat dari Bandara Loa Kulu ditahan. Bila seperti itu, sama saja hanya ada satu Bandara," ujar dia.
Terkait dengan itu, maka pilihan terbaik adalah dibangun di Jahab, karena lokasi untuk Bandara perintis itu dianggap aman karena cukup jauh dari lokasi BSB di Sungai Siring, Samarinda.
Sebelumnya, Bupati Kukar Rita Widyasari, mengatakan keputusan akhir lokasi Bandara segera dilakukan. Rencananya, investor yang akan membiayai pembangunan Bandara itu akan mengecek langsung di dua lokasi, yakni Loa Kulu dan Jahab.
Terkait dengan lokasi, investor yang akan menghitungnya, daerah mana yang dianggap paling menguntugkan. Jika investor lebih memilih Jahab, maka hal itu tidak ada masalah dan langsung bisa ditindaklanjuti, namun jika investor memilih di Loa Kulu, tentu masih membutuhkan kajian lagi.
Sedangkan Kepala Dinas Perhubungan Kukar Otoy Usman, mengatakan dua lokasi yang akan dipilih untuk membangun Bandara itu sama-sama baik.
Namun, opsi tersebut masih diperhitungkan dari sisi efisiensi dan faktor-faktor menguntungkan lainnya. Dia juga mengakui bahwa Loa Kulu jaraknya terlalu dekat dengan BSB.
"Jika ada dua pesawat sama-sama bermanuver akan saling mengganggu karena jarak terlalu dekat. Sekarang kami juga masih menunggu kepastian dari Kementerian Perhubungan dan investor yang akan terlibat, sebab mereka juga memiliki andil dalam menentukan lokasi Bandara," kata Otoy mengakhiri. (*)