Samarinda (Antaranews Kaltim) - Tokoh sepak bola Kalimantan Timur, Harbiansyah Hanafiah mengharapkan Erick Thohir bersedia untuk maju sebagai salah satu kandidat ketua pada Kongres Luar Biasa ( KLB) PSSI, sehingga bisa memimpin organisasi sepak bola nasional itu menuju ke arah perubahan.
Menurut Harbiansyah dalam situasi kisruh sepak bola nasional yang terus berlangsung, diperlukan satu pemimpin baru yang punya visi dan misi jelas terhadap kemajuan sepak bola nasional.
"Erick Thohir cukup berpengalaman di dunia olahraga baik sepak bola maupun non-sepak bola. Di sepak bola, Erick cukup punya nama di luar negeri dengan kepemilikan saham di sejumlah klub elite Eropa yang salah satunya adalah klub asal Italia, Inter Milan," kata Harbiansyah dikonfirmasi dari Samarinda, Rabu.
Ia menambahkan prestasi lainnya Erick Thohir dalam membangun olahraga nasional telah dibuktikannya, di pentas Asian Games 2018 kemarin dengan sukses prestasi tim merah putih meraih peringkat lima besar Asia.
"Saya melihat figur Erick Thohir ini pantas untuk memimpin PSSI, dan saya yakin yang bersangkutan punya kapasitas untuk membenahi kisruh sepak bola yang selama ini terus terjadi, khususnya terkait indikasi mafia sepak bola," tegas Habiansyah.
Dalam kacamata mantan pemilik klub Persisam Putra Samarinda itu, perubahan PSSI bukan hanya sebatas pada pemimpinnya saja, namun semua elemen didalamnya baik itu pengurus, wasit maupun klub sepak bola harus sama- sama punya komitmen untuk berubah.
"Sekali lagi bakal sangat percuma, kalau punya pemimpin yang bagus, namun perangkat di dalamnya masih amburadul, semuanya harus punya kesadaran untuk membuat olahraga sepak bola ini semakin lebih baik," jelas Harbiansyah.
Diketahui bahwa Komite Eksekutif (Exco) telah memutuskan akan menggelar Kongres Luar Biasa (KLB).
Keputusan ini diketok palu tak lama setelah penetapan Plt Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, sebagai tersangka kasus perusakan barang bukti terkait dugaan pengaturan skor. Sederet nama baru pun muncul dan dinilai layak untuk memimpin PSSI diantaranya Erick Thohir, Umuh Muchtar, Khrisna Murti, hingga politikus macam Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). (*)