Samarinda (Antaranews Kaltim) - Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Timur Sunandar Trigunajasa mengatakan bahwa kerja sama yang dilakukan instansinya dengan Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) telah mampu menyelamatkan ratusan orangutan.
"Berkat kerja sama ini, kami berhasil menyelamatkan ratusan orangutan dan membantu mengembalikan hampir seratus satwa langka dilindungi itu ke hutan alaminya," ujar Sunandar Trigunajasa di Samarinda, Senin.
Hal itu dikatakan Sunandar ketika menerima kunjungan manajemen Yayasan (BOS) Samboja di kantornya. Yayasan BOS bersama tim singgah di Samarinda dengan mengangkut lima orangutan yang akan dilepasliarkan di Hutan Kehje Sewen, Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur.
Menurut ia, kerja sama antara BKSDA Kaltim dan Yayasan BOS ini untuk menyelamatkan dan mengirimkan orangutan kembali ke habitat alami mereka. Bahkan, kerja sama ini melibatkan sejumlah entitas bisnis yang umumnya tidak banyak berdiri di garda depan dalam upaya konservasi.
Ia menyatakan bahwa kerja sama ini sangat penting, sehingga bisa direplikasi dan dikembangkan oleh para pemangku kepentingan lain.
Sunandar mengungkapkan masih menerima laporan banyak hewan liar terutama yang dilindungi seperti orangutan yang dipelihara anggota masyarakat.
"Masyarakat harus segera menghentikan upaya memburu, menangkap, membunuh, atau memelihara hewan seperti orangutan, lutung atau rangkok karena satwa itu dilindungi undang-undang. Mari kita jaga hutan dan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, CEO Yayasan BOS Jamartin Sihite menjelaskan bahwa lima orangutan yang dilepasliarkan ini terdiri atas satu jantan bernama Julien (7) dan empat betina yaitu Erina (8), Cheryl (7), Nicola (13), dan Choki (7).
Sementara Aldrianto Priadjati, Direktur Konservasi PT Restorasi Habitat Orangutan Indonesia (RHOI) menambahkan, dari hasil kerja sama dengan Yayasan BOS, sampai hari ini RHOI telah melaksanakan 16 kali pelepasliaran orangutan di Hutan Kehje Sewen.
"Kami melakukannya pertama kali di tahun 2012. Kini Kehje Sewen telah menampung 91 orangutan, ditambah beberapa bayi yang lahir di hutan tersebut selama ini," ucapnya.
Survei awal RHOI di hutan itu menyatakan bahwa Kehje Sewen dapat menampung sekitar 150 orangutan. Ini berarti pihaknya masih punya kesempatan untuk melepasliarkan sekitar 60 sampai 70 orangutan lagi.
"Sementara itu, masih ada lebih dari 100 orangutan yang berada di Pusat Rehabilitasi Orangutan di Samboja Lestari menanti giliran dilepas. Ini tugas berat kita semua untuk mengupayakan hutan tempat pelepasliaran orangutan atau suaka bagi orangutan yang tidak memiliki kemampuan hidup liar, dalam kerangka izin Restorasi Ekosistem di Kaltim," tuturnya. (*)