Beijing (ANTARA News) - Perusahaan batu bara asal Indonesia berupaya
bisa mendapatkan konsumen batu bara secara langsung melalui Pameran Batu
Bara dan Mineral (CCME) di Beijing, China, pada 25-28 Oktober 2017.
"Dengan adanya pameran ini, kami mengharapkan bisa mendapatkan
konsumen secara langsung sekaligus bisa membuka kantor perwakilan di
sini," kata juru bicara PT Borneo Pasifik Global (BPG), Karina
Moestadjab, ditemui seusai pembukaan CCME 2017 di Beijing, Rabu.
Perusahaan batu bara yang memiliki area pertambangan di Kalimantan
Timur dan Kalimantan Selatan tersebut telah memulai ekspor pada 2015.
Saat itu ekspornya ke China baru mencapai 600 ribu ton. Setahun
kemudian tercatat 1,7 juta ton. Kemudian pada tahun ini hingga bulan
September sudah mencapai 1,8 juta ton.
"Target kami ekspor batu bara ke China sebesar 2,5 juta ton," kata General Manager Pemasaran BPG, David Tjie.
Selain China, BPG juga mengeskpor batu bara ke Vietnam, Filipina,
Thailand, Korea Selatan, Bangladesh, dan India yang secara keseluruhan
mencapai 4,5 juta ton per tahun.
Namun BPG tidak mengekspornya secara langsung. "Oleh sebab itu,
melalui pameran ini kami ingin mendapatkan konsumen secara langsung,"
kata Karina menambahkan.
Indonesia baru pertama kali mengikuti ajang rutin tersebut seiring dengan meningkatnya volume ekspor batu bara ke China.
"Kualitas batu bara kita nomor satu di China. Oleh sebab itu, mesti
dimanfaatkan ajang seperti ini," kata Atase Perdagangan Kedutaan Besar
RI di Beijing, Dandy Satria Iswara.
Kadar sulfur batu bara Indonesia lebih bagus dibandingkan kompetitor utama dari Australia.
China yang juga menghasilkan batu bara dengan kadar sulfur tinggi
sehingga menimbulkan polusi sangat membutuhkan batu bara dari Indonesia
sebagai bahan campuran dalam menggerakkan sejumlah alat pembangkitan
energi listrik.
Pada tahun ini ekspor batu bara dari Indonesia ke China telah
menghasilkan devisa senilai 1,68 miliar dolar AS atau meningkat
dibandingkan tahun lalu yang hanya 1,03 miliar dolar AS.
Posisi Indonesia masih berada di bawah Australia yang pada tahun ini nilai ekspornya mencapai 6,51 miliar dolar AS.
Sementara untuk batu bara ringan pangsa pasar Indonesia di China pada tahun lalu telah mencapai 87,48 persen.
Rusia dan Mongolia terus menguntit posisi Indonesia dalam ekspor
batu bara ke China setelah Korea Utara dikenai sanksi larangan ekspor
akibat uji coba senjata nuklir. (*)
Indonesia Jaring Konsumen Batu Bara di China
Rabu, 25 Oktober 2017 16:37 WIB