Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah perlu mendorong dunia usaha untuk
mengurangi penggunaan plastik dalam rangka mengurangi tingkat sampah
plastik yang berlebihan yang kerap ditemukan di sejumlah daerah.
"Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian, juga harus
mendorong dunia usaha untuk melakukan perubahan," kata Koordinator
Nasional Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, Rahyang Nusantara dalam
keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Menurut dia, sangat penting bagi pebisnis yang menjadi produsen
untuk segera mengambil tindakan bertanggung jawab atas sampah pasca
konsumsi dari produk mereka.
Ia menegaskan, salah satu caranya adalah dengan mendesain ulang
kemasan sehingga memiliki nilai daur ulang yang tinggi dan juga menarik
kembali kemasan pascakonsumsi untuk dilakukan daur ulang.
"Berjalannya dunia usaha perlu diiringi dengan upaya melindungi
lingkungan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Lingkungan yang
rusak pasti juga akan berdampak pada dunia usaha," ucapnya.
Sebagaimana diketahui, Greenpeace Indonesia bersama dengan Aliansi
Zero Waste Indonesia (AZWI) telah menyampaikan hasil audit sampah
plastik dari berbagai lokasi di Indonesia.
LSM tersebut mengingatkan pada saat ini, sekitar 6.500-7.000 ton
sampah per hari dihasilkan di Jakarta atau kira-kira hampir setara 4
persen dari total timbunan sampah secara nasional, yang mencapai sekitar
178.082,19 ton per hari.
Sedangkan data yang dipublikasikan oleh Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta pada tahun 2016 menunjukkan komposisi sampah pada tahun 2011 di
Jakarta sebesar 14 persen.
"Akar utama permasalahan dari pencemaran sampah plastik saat ini
adalah dominannya kebijakan dan pola pikir pragmatis, gaya hidup instan
dan budaya buang yang tidak bertanggungjawab, serta perilaku produsen
yang mengoptimalkan keuntungan semata dengan meninggalkan sebagian besar
tanggung jawabnya," ucapnya.
Sayangnya, penegakan aturan perluasan tanggung jawab produsen yang
terdapat dalam UU No 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah terkesan jalan
di tempat.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator
Bidang Kemaritiman mengusung upaya penanganan sampah plastik laut yang
dilakukan pemerintah dalam Konferensi Our Ocean yang diselenggarakan Uni
Eropa di Malta, Jumat.
Deputi Bidang Kedaulatan Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman Arif
Havas Oegroseno dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (7/10),
mengatakan, Indonesia menyampaikan rencana aksi nasional penanganan
sampah plastik laut yang telah disusun pemerintah guna mengatasi masalah
tersebut dalam konferensi itu.
"Kami telah menyusun sebuah rencana aksi nasional yang kokoh sebagai
peta jalan untuk mengatasi sampah plastik laut supaya kami dapat
mengurangi hingga 70 persen sampah plastik pada tahun 2025," katanya.
Tidak hanya mengatasi sampah di hilir, menurut Havas, di dalam
rencana aksi nasional tersebut, pemerintah Indonesia juga berupaya
mendorong pembersihan sungai dan pantai. (*)
Pemerintah Perlu Dorong Dunia Usaha Kurangi Plastik
Selasa, 10 Oktober 2017 10:23 WIB