Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menyatakan bonus demografi ibarat pedang bermata dua, bisa menjadi berkah tetapi juga bisa menjadi bencana.
"Bisa jadi masalah jika kalau tidak disiapkan kualitas SDM-nya, ada kesempatan kerja tapi tidak bisa masuk sehingga nganggur, kalau 1-2 orang tidak masalah, kalau banyak jadi masalah besar," kata Presiden Jokowi.
Jokowi menyatakan hal itu ketika menghadiri puncak peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK ke-45 sekaligus membuka Jambore Nasional Kader PKK 2017 di Hotel Mercure Ancol Jakarta, Senin malam.
Presiden menyebutkan tahun 2020-2030, Indonesia menghadapi bonus demografi di mana banyak anak muda produktif yang hidup pada era itu.
"Artinya kita punya kesempatan yang besar, tetapi jumlah yang besar itu ibarat pedang bermata dua bisa berkah, tapi bisa juga mendatangkan masalah," kata Presiden di hadapan sekitar 1.600 kader penggerak PKK dari seluruh Indonesia.
Menurut Presiden, bonus demografi akan menjadi berkah jika Indonesia bisa mengambil manfaat sehingga muncul kekuatan besar SDM bangsa Indonesia.
"Itu menjadi kekuatan besar bangsa ini karena di era persaingan, SDM menjadi kunci, ini tergantung bagaimana kita menyiapkan SDM kita, masih ada waktu 10-15 tahun lagi," katanya.
Menurut dia, SDM jadi penentu sehingga harus disiapkan siapkan sejak awal. " Kepada anak anak kita, beri perlindungan, beri tumbuh kembang tanpa kekerasan fisik maupun verbal, beri akses kesehatan dan pendidikan sehingga anak tumbuh dan berkembang dengan baik," katanya.
Menurut dia, keluarga berperan penting dalam peningkatan karakter dan mental anak-anak sehingga anak-anak bermental petarung.
"Kesadaran akan kompetisi global harus dimiliki karena era persaingan atau kompetisi sudah dekat sekali, peran keluarga penting sekali," katanya.
Ia menyebutkan umur 1-12 tahun untuk anak anak adalah umur emas, bagaimana mendidik mereka menjadi kunci mereka bisa memasuki era persaingan.
"Hati hati di umur ini, baik tidak negara kita ke depan ada di umur ini, sehingga pendidikan di usia ini sangat penting, pembentukan karakter anak ada di situ, begitu keliru ya sudah lepas kesempatan kita itu," kata Presiden Jokowi. (*)