Samarinda, (ANTARA Kaltim) - Tim Penilai Adiwiyata Mandiri segera mengunjungi SMP Aminah Syukur Samarinda, Kalimantan Timur, guna melakukan penilaian dalam lomba Sekolah Adiwiyata Mandiri yang merupakan program Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
"Jadwal tim penilai dari pusat ke Samarinda pada Mei ini, tapi saya tidak tahu persis tanggalnya, makanya sekarang saya ke SMP Aminah Syukur guna melakukan pembinaan," ujar Milawati, salah seorang tim pembina dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda, saat berada di SMP Aminah Syukur Samarinda, Rabu.
Milawati melakukan pengecekan ke berbagai sudut lingkungan sekolah untuk mencari sesuatu yang dianggap masih kurang atau yang tidak tepat, sehingga bisa dilakukan perbaikan.
Dalam pembinaan tersebut, ia menemukan beberapa kekurangan kecil dan langsung disampaikan kepada pihak sekolah agar secepatnya dilakukan perbaikan sebelum tim penilai dari Jakarta datang.
"Meskipun kekurangan kecil, namun akan berpengaruh pada pemberian nilai," tambahnya.
Kepala SMP Aminah Syukur Samarinda Amiruddin mengakui bahwa untuk menuju predikat Adiwiyata Mandiri memang harus teliti memperhatikan segala sesuatunya, sehingga masih banyak kekurangan yang harus dibenahi.
"Mudah-mudahan kehadiran pembina dari Pemkot Samarinda yang terdiri dari Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, serta dari Kementerian Agama Kota Samarinda ini dapat membantu memperbaiki kekurangan yang ada," katanya.
Kepesertaan SMP Aminah Syukur Samarinda menuju lomba Sekolah Adiwiyata Mandiri 2017 ditempuh melalui jalur panjang, yakni dimulai dari melakukan pembenahan, kebersihan, dan kesehatan sekolah tanpa ada keinginan mengikuti lomba apapun karena tidak pernah terpikirkan.
Dari perubahan sekolah yang ramah lingkungan tersebut, kemudian pada 2012 sekolah itu mendapat tawaran mengikuti lomba Sekolah Ramah Lingkungan se-Kota Samarinda dan tanpa disangka memperoleh juara.
Selanjutnya pada 2013, SMP Aminah Syukur ditetapkan menjadi calon Sekolah Adiwiyata Kota Samarinda, dilanjutkan tahun 2014 menjadi Sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi Kaltim.
Kemudian tahun 2015 menjadi Sekolah Adiwiyata Nasional dan ditetapkan menjadi sekolah persiapan menuju Adiwiyata Mandiri, hingga akhirnya pada 2017 ada tim penilai dari Jakarta untuk menilai sebagai peserta lomba Sekolah Adiwiyata Mandiri.
"Dalam kaitan menuju Sekolah
Adiwiyata Mandiri ini, kami melakukan pembinaan kepada 10 sekolah. Semua
sekolah yang kami bina tersebut kini sudah menjadi Sekolah Adiwiyata, di antara
MAN 2, MTs Model, SMK TI Labbaika, SD Normal Islam, dan SMAN 1 Samarinda,"
tutur Amir. (*)