Samarinda (ANTARA Kaltim) - Provinsi Kalimantan Timur kebagian jatah 42 klaster dari 1.912 klaster secara nasional dalam survei indikator kinerja program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga yang rencananya digelar dalam waktu dekat.
"Survei tahun ini merupakan survei tahun kedua yang polanya menggunakan `smartphone` (telepon cerdas)," ujar Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kaltim Sukaryo Teguh Santoso di Samarinda, Senin.
Survei akan digelar pada 31 Maret hingga 23 Juni 2017, sedangkan sampel responden adalah rumah tangga, wanita usia subur dan remaja putra/putri usia 15-24 tahun yang belum menikah.
Jumlah sampel setiap klaster sebanyak 35 rumah tangga, sehingga Kaltim yang kebagian kuota 42 klaster, berarti terdapat 1.470 rumah tangga yang menjadi sampel survei.
Dari setiap rumah tangga yang terpilih akan diwawancarai semua anggota keluarganya yang terdiri dari wanita usia subur usia 15-49 tahun, remaja, hingga yang belum menikah dengan usia 15-49 tahun.
Ia melanjutkan survei indikator kinerja program KKBPK merupakan survei tahunan yang dikenal dengan istilah survei Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), guna mengukur indikator kinerja yang sasarannya terdapat dalam rencana strategis BKKBN.
Sejak tiga tahun terakhir, lanjutnya, survei ini mengalami penambahan beberapa pertanyaan, khususnya pertanyaan yang terkait dengan isu kependudukan dan delapan fungsi keluarga.
"Sebelum melakukan survei di lapangan, petugasnya harus mendapat pelatihan lebih dulu, maka saat ini kami melakukan pelatihan bagi enumerator (petugas lapangan yang membantu pendataan). Pelatihan dilakukan selama 10 hari efektif," ujarnya.
Untuk melatih enumerator, kata Sukaryo, diperlukan supervisor dan fasilitator yang menguasai subtansi pertanyaan maupun teknik penggunaan telepon pintar.
Sedangkan untuk pelatihan supervisor dan fasilitator yang terdiri dari tenaga BKKBN provinsi dan mitra kerja dari perguruan tinggi telah dilakukan pada 21 Februari hingga 3 Maret 2017 di Bekasi, Jawa Barat.
"Pelatihan ini membutuhkan keseriusan, maka kami minta para peserta yang merupakan calon enumarator ini dapat mengikuti kegiatan dengan memperhatikan seksama agar tidak ada pengetahuan yang terlewatkan," kata Teguh. (*)