Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Semburan lumpur yang mencapai ketinggian 30 meter dari lubang sumur bor di belakang asrama mahasiswa khusus laki-laki Gereja Bethany di Jalan Sjarifuddin Joes, Balikpapan, Kalimantan Timur, akhirnya berhenti sendiri pada pukul 16.08 Wita.
"Alhamdulillah sudah berhenti sendiri dan tidak ada korban jiwa. Tapi, anggota kami tetap akan memantau di lokasi," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Balikpapan, Suseno, di Balikpapan, Kamis.
BPBD Balikpapan sempat mengungsikan sebagian warga RT 13 yang bermukim dekat lokasi semburan lumpur tersebut, termasuk juga penghuni komplek dan pekerja di Gereja Bethany.
Namun, begitu semburan berhenti, warga disilakan kembali ke rumahnya masing-masing.
Semburan lumpur tersebut berasal dari lubang galian sumur bor yang sudah berlangsung selama 20 harit terakhir.
Kepala Kantor Gereja Bethany, Gultom, menuturkan semburan lumpur itu diawali dengan bunyi ledakan sekitar pukul 12.40 Wita.
Dari belakang asrama mahasiswa laki-laki terlihat semburan air berwarna hitam, yang kemudian diketahui sebagai lumpur. Air lumpur mengalir ke lembah karena sumur bor itu digali di bagian lereng punggungan bukit di belakang gereja.
Tim dari Pertamina dan Total Indonesie yang dimintai tolong oleh BPBD Balikpapan datang ke lokasi beberapa saat setelah laporan warga menyebutkan semburan tersebut tidak akan berlangsung lama dan membahayakan.
Dari bau yang tercium bersama semburan tersebut, diketahui selain air dan tanah, juga keluar gas metan. Tekanan gas itu pula yang mendorong air dan lumpur tersebut hingga mencapai ketinggian 30 meter di awal kejadian.
Saat terjadi semburan, para tukang yang sedang mengerjakan pengeboran sumur itu sedang istirahat siang.
Para petugas dari Polda Kaltim yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian segera mengamankan lokasi semburan lumpur tersebut.
"Yang penting orang-orang atau masyarakat diungsikan dulu untuk menghindari kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan," kata Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Pol Fajar Setyawan. (*)