Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Semburan gas bercampur air dari sumur bor sedalam 35 meter, yang dibuat untuk para pekerja pembangunan apartemen di RT 10 Kelurahan Sepinggan Raya, Balikpapan, Kalimantan Timur, masih terjadi hingga Jumat malam (10/11).
Kejadian yang berlangsung sejak Senin 6/11 itu, membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balikpapan mengungsikan 18 keluarga yang tinggal di sekitar sumur, menyusul kejadian kebakaran yang menghanguskan 3 rumah bedengan 4 pintu di kawasan itu.
"Semburan gas sempat berhenti pada Senin malam sampai Rabu, namun sejak Kamis kemarin kembali terjadi," kata Kepala BPBD Balikpapan Suseno.
Menurut Kepala Seksi Operasi Badan SAR Nasional (Basarnas) Octavianto, semburan gas itu mencapai ketinggian 20 meter disertai bau menyengat khas gas metan.
Oleh sebab itu, warga juga dilarang mendekat dan dilarang merokok hingga radius 50 meter dari sumur.
"Semburannya juga menimbulkan bunyi desis yang keras," kata Octavianto.
Menurut Kepala BPBD Balikpapan Suseno, untuk sementara yang dilakukan adalah menunggu gas tersebut keluar hingga habis. BPBD juga sudah berkoordinasi dengan kontraktor proyek pembangunan apartemen, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Balikpapan, dan perusahaan minyak dan gas (migas) Pertamina RU V, dan Total E&P Indonesie.
Pertamina dan Total Indonesie dilibatkan sebab mereka memiliki tenaga ahli dan teknologi dalam mengatasi semburan gas seperti ini.
"Kami juga siagakan petugas dengan satu unit mobil pemadam kebakaran di lokasi," kata Suseno.
Setidaknya sudah dua kali dalam dua tahun ini terjadi semburan gas di Sepingan.
Tahun 2016 lampau gas menyembur dari lubang di tanah di belakang Gereja Bethany di Jalan Syarifuddin Yus. Semburan ini tidak menimbulkan kerugian apa-apa karena jauh dari pemukiman warga dan cukup berjarak dari gereja.
Kejadian kali ini terjadi di tengah pemukiman dan langsung membuat kebakaran. Sebanyak lima keluarga dengan 11 jiwa kehilangan tempat tinggal, dan empat wartga menderita luka bakar hingga 30 persen. Para korban masih dirawat di rumah sakit.
"Karena kejadian semburan gas itu masih berlangsung, kami mengungsikan 13 keluarga lagi untuk mencegah korban jatuh," demikian Suseno. (*)