Sangatta (ANTARA Kaltim) - PT Pertamina EP Region KTI Sangatta Field, sejak, Rabu siang, telah mengisolasi lokasi semburan lumpur, kilometer 04, di areal pergudangan Pipe Yard Logistik Pertamina, desa Sangatta Selatan, Kecamatan Sangatta Selatan, Kabupaten Kutai Timur.
Berdasarkan pantauan, sejumlah karyawan Departemen Safety, Pertamina EP Sangatta terlihat memasang garis polisi di sepanjang jalan poros hingga mengelilingi pagar pergudangan.
Sebelum memasang garis polisi telah dipasang pagar seng setinggi dua meter lebih, sehingga lumpur yang menyembur dari dalam perut bumi tidak lagi kelihatan seperti ada hari pertama, Selasa (30/10).
Alat berat yang keluar masuk dan mobil tangki pengangkut lumpur harus melewati pintu yang cukup rapat dan dijaga petugas keamanan perusahaan.
Sebuah mobil truk gandeng berukuran besar mengangkut satu unit kontainer berisi peralatan juga terlihat diturunkan di lokasi.
Selain memasang garis polisi, Pertamina EP Sangatta Filed meningkatkan pengamanan dari petugas keamanan perusahaan terlihat berjaga-jaga di sekitar lokasi dengan dilengkapi alat keamanan dan senjata api.
"Pengamanan kami tingkatkan selama 24 jam di lokasi semburan, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Field Manager PT Pertamina EP Field Sangatta, Abdul Mohar, melalui Enriko Hutasiot, Bidang Hukum Humas Pertamina EP Sangatta Field, ditemui di lokasi semburan, Rabu.
Menurut Enriko Hutasoit, para petugas keamanan memang dilengkapi senpi api (senpi) lengkap karena Pertamina merupakan Obyek Vital Nasional (Obvitnas) yang harus diamankan dari berbagai gangguan.
Dijelaskan Enriko Hutasosit, semburan yang keluar berupa dengan sedikit gas metan, pasir dan pecahan kecil-kecil batu bara.
"Kandungan gasnya hanya sedikit sekali sehingga bisa dipastikan untuk sekarang daerah sekitar masih aman," katanya.
"Hanya radius tiga meter yang berbahaya sehingga dipasang pembatas dan penutup setinggi dua meter lebih sementara di luar area [agar tersebut sudah aman," kata Enriko.
Meski dianggap aman, namun Pertamina lanjut dia tetap melakukan antisipasi keamanan dengan menambah kolam penampungan dari sebelumnya tiga dan akan ditambah sesuai kebutuhan. Begitu juga alat berat eksavator menjadi dua unit dan mobil pengangkut limbah tiga unit.
"Perlu ada tambahan kolam mobil tangki untuk antisipasi lumpur yang meningkat. Saat ini setiap lima menit terjadi semburan kecil dari dalam bumi dan setiap beberapa menit juga mobil tangki bergerak membuang lumpur ke kolam penampungan," ujarnya.