Penajam (ANTARA Kaltim) - Unit Pengolahan Air atau "water treatment plan" (WTP) Lawe-lawe yang merupakan sumber air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Penajam Paser Utara mengalami krisis air.
"Produksi air bersih mengalami penurunan akibat kemarau panjang yang melanda wilayah Penajam Paser Utara," ujar Kepala Bidang Teknik Perusahaan Air Minum (PDAM) Kabupaten Penajam Paser Utara, Aminuddin, saat dihubungi di Penajam, Senin.
Debit air Sungai Lawe-lawe sebagai sumber air baku PDAM lanjut Aminuddin, saat ini terus mengalami penurunan.
Ketinggian air di kolam penampungan di WTP atau unit pengolahan air Lawe-lawe saat ini tambahnya, hanya 50-60 sentimeter akibat daerah itu sudah lama tidak turun hujan.
"Normalnya, ketinggian air di kolam penampungan itu mencapai tiga meter. Penurunan ketinggian air itu membuat produksi air bersih juga turun sehingga pasokan air bersih ke masyarakat terganggu," kata Aminuddin.
Dengan ketinggian volume air yang hanya tersisa 50-60 centimeter tersebut menurut Aminuddin, distribusi air bersih PDAM Penajam Paser Utara, berkurang menjadi 50 liter per detik dari sebelumnya 70 liter per detik.
PDAM Kabupaten Penajam Paser Utara tambah Aminuddin, terpaksa memberlakukan sistem buka tutup untuk mensiasati debit air yang semakin menipis tersebut, sehingga pendistribusian air bersih ke pelanggan berkurang.
"Jika hujan tidak turun, debit air Sungai Lawe-Lawe sebagai sumber air baku PDAM akan semakin menipis, sehingga pendistribusian air bersih kepada pelanggan akan diberlakukan sistem bergiliran," katanya.
"Kami juga mengimbau masyarakat agar bisa berhemat dan menampung air sebab sewaktu-waktu kami melakukan sistem bergiliran untuk mengatasi minimnya debit air di Sungai Lawe-lawe tersebut," ujar Aminuddin. (*)
"WTP" PDAM Penajam Alami Krisis Air
Senin, 15 Februari 2016 22:35 WIB
Normalnya, ketinggian air di kolam penampungan itu mencapai tiga meter. Penurunan ketinggian air itu membuat produksi air bersih juga turun sehingga pasokan air bersih ke masyarakat terganggu,"